Berkomitmen untuk berperan aktif dalam menciptakan kawasan konservasi laut yang lebih sehat, dengan dukungan penuh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, World Wildlife Fund (WWF) serta berbagai komunitas pegiat lingkungan, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) meluncurkan program CSR Konservasi Laut di Pantai Perancak Jembrana, Bali, Kamis (4/8). Berkolaborasi dengan komunitas Kurma Asih, IOH turut menjaga populasi penyu dari ancaman perburuan serta menjaga ekosistem laut lainnya seperti bakau, rumput laut, dan terumbu karang.
“Ini adalah bagian dari program ekonomi biru, di mana ada peran aktif semua pihak mulai dari pelaku usaha, pemerintah hingga kelompok masyarakat dalam menjaga kesehatan laut. Harapannya program ini dapat menginspirasi pihak lain untuk bersama-sama menjaga ekosistem kelautan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, di Kurma Asih Sea Turtle Convervation and Education Centre di Banjar Mekarsari, Perancak, Jembrana.
Salah satu kegiatan dalam program konservasi laut yang diluncurkan ini sejalan dengan Program Bulan Cinta Laut (BCL) Kementerian Kelautan dan Perikanan. BCL merupakan program ekonomi biru KKP untuk mengurangi pencemaran sampah plastik di laut.
“Pengelolaan sampah plastik di daerah pesisir yang ada di program konservasi laut ini, sejalan dengan program BCL-nya KKP. Semakin banyak yang terlibat, tentu persoalan sampah semakin cepat kita tuntaskan,” tambah Trenggono usai melepasliarkan puluhan tukik.
Di kawasan konservasi itu, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mengelontorkan CSR Konservasi Laut yang sejalan dengan UN Sustainable Development Goals (UN-SDGs) nomor 14: Ekosistem Lautan, melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya kelautan dan samudera untuk pembangunan berkelanjutan.
“Lingkungan merupakan salah satu pilar dalam program CSR kami. Hal tersebut merupakan wujud komitmen IOH untuk berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan hidup di Indonesia. Program yang kami luncurkan hari ini juga bertujuan mendukung pemerintah dalam implementasi 3 agenda prioritas utama pertemuan G20 EDM CSWG yaitu mendukung pemulihan yang lebih berkelanjutan, peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan, serta peningkatan mobilisasi sumber daya untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan pengendalian perubahan iklim,” ujar Presdir & CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha.
Kawasan Jembrana menurut Vikram dipilih karena memiliki potensi menjadi kawasan konservasi seluas 3.500 hektar yang memiliki target nilai konservasi tinggi untuk biota laut yang terancam punah (penyu dan hiu), habitat penting lautan (bakau, lamun dan terumbu karang), potensi perikanan (lemuru dan ikan karang), tempat budidaya ikan dan udang serta ekowisata bahari. Selain itu, Jembrana merupakan 1 dari 14 prioritas pantai lokasi
peneluran penyu di Indonesia. Bupati Jembrana, I Nengah Tamba menyatakan, situasi dan kondisi alam di Pantai Perancak menyebabkan habitat penyu berkurang. Garis pantai yang ada rawan abrasi, sehingga harus dibangun tanggul. “Tapi kawasan ini akan kita pertahankan terus menjadi salah satu destinasi wisata dunia,” tuturnya.
Artikel ini bersumber dari swa.co.id.