Kisah Satya Bangun Bisnis Sepatu Bercerita dari Limbah Garmen

redaksiutama.com – Bisnis fesyen anak muda sudah mulai begerak ke produk berkelanjutam dan memperhatikan kelestarian alam.

Salah satu yang turut meramaikan produk fesyen berkelanjutan adalah UMKM Sepatu Bercerita asal Jimbaran, Bali. Meskipun baru seumur jagung, brand ini telah banyak mencuri perhatian.

Awalnya, brand Sepatu Bercerita ini diinisiasi Paramahamsa Satya dan ketiga kawannya dari kegelisahan banyaknya limbah garmen yang hanya menjadi sampah dan malah dibakar.

“Jadi sisa garmen di Bali itu cukup banyak ternyata, saya telusuri ternyata rata-rata sisa garmen di sana itu dibuang atau dibakar,” kata dia saat ditemui di Gebyar IKMA 2022, beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, sisa garmen yang dibakar justru akan berpotensi menjadi polusi udara. Dari sana, ia berinisiatif menjahit kain perca itu untuk menjadi bahan sepatu sekaligus tas kemasannya.

Untuk mendapatkan kain perca, Satya mendatangi usaha UMKM lain misalnya industri totebag yang ada di Bali untuk mendapatkan sisa dari garmen yang produk yang mereka olah.


Untuk mempercantik produknya, ia menggunakan teknik cetak direct to garment (DTG) untuk dapat memberikan gambar ilustrasi pada garmen perca secara langsung.

Satya menekankan, nilai unik dari produk Sepatu Bercerita ini ada pada ilustrasi yang membentuk sebuah cerita. Gambar yang ada di tiap sepatu memiliki desain yang berbeda dan membentuk sebuah cerita utuh.

Satya sendiri memiliki latar belakang pendidikan di bidang ilustrasi.

“Jadi memang nilainya ada di ilustrasi gambar yang mengandung cerita dan juga bahannya yang terbuat dari limbah garmen,” kata dia.

Sementara ke depan, Satya berharap sol sepatunya bisa juga terbuat dari bahan yang ramah lingkungan, misalnya dari campuran plastik daur ulang dan sandal bekas.

Saat ini, pihaknya sedang mengembangkan penelitian dan mengumpulkan modal untuk dapat membuat keseluruhan bahan sepatu tersebut ramah lingkungan.

Selain itu, satya juga menjamin setiap tas untuk sepatu produksi Sepatu Bercerita ini akan memiliki motif yang bebeda. Hal ini lantaran motif tas tersebut sangat bergantung pada jenis limbang garmen yang didapatkan.

Pada seri pertama, ia mengangkat cerita tentang TPA Suwung, di Denpasar, Bali. Ilustrasi di sepatu seri pertama ini menceritakan perjalanan sampah dari TPA tersebut sampai di laut.

“Kemarin ada orang luar (negeri) cerita menyelam ditemani banyak sampah, itu ada beritanya. Dari situ saya ambil poinnya di situ,” urai dia.

Satya memilih media sepatu lantaran, produk ini dianggap sangat dekat dengan masyarakat dan menjadi produk fesyen yang juga banyak dicari.

Produk Sepatu Bercerita ini dibanderol dengan harga Rp 888.000.

Untuk memiliki produk Sepatu Bercerita, pembeli bisa menuju Instagram mereka di @hisepatubercerita.

Saat ini, ia mengaku telah banyak pihak yang tertarik, tetapi masih ada keterbatasan dalam pengadaan stok dan proses produksinya.

Satya punya mimpi, ke depan Sepatu Bercerita juga akan mengangkat masalah sosial dan budaya Indonesia secara keseluruhan ke dalam bentuk ilustrasi di sepatu.

“Biar lebih bervariasi, kalau tentang limbah terus takutnya orang bosan, jadi kami akan angkat juga sosial dan budaya, kami bisa ambil satu poin dari tiap-tiap budaya Indonesia” kata dia.

Satya menjelaskan, di antara riuhnya produk sepatu lokal di Indonesia, Sepatu Bercerita punya nilai tawar sebagai sepatu yang menggunakan bahan daur ulang.

Satya ingin, konsumen juga turut menjaga kelestarian alam dengan mendukung gerakan sepatu yang terbuat dari bahan daur ulang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

error: Content is protected !!