KIP Siap Jadi Penopang Pelabuhan Tanjung Priok

redaksiutama.com – Potensi ekonomi maritim Indonesia dinilai masih sangat besar, meskipun nilai produk domestik bruto (PDB) sektor tersebut telah menembus Rp 1.000 triliun. Ini tidak terlepas dari belum maksimalnya pemanfaatan sejumlah pelabuhan dalam rantai ekosistem logistik nasional.

Keberadaan pelabuhan menjadi penting untuk menopang ekosistem logistik nasional, yakni sebagai hub dalam aktivitas perdagangan. Namun demikian, saat ini aktivitas pelabuhan dinilai masih terpusat di satu wilayah, seperti di Pelabuhan Tanjung Priok , Jakarta untuk Pulau Jawa.

Chief Executive Officer Krakatau International Port (KIP) Akbar Djohan mengatakan, pihaknya sebenarnya siap untuk menopang aktivitas di Pelabuhan Tanjung Priok. Pasalnya, pelabuhan yang dikelola perusahaan di Banten itu memiliki fasilitas yang tidak kalah dari Pelabuhan Tanjung Priok.

“KIP berlokasi di Banten dekat dengan Jakarta khususnya Pelabuhan Tanjung Priok, sehingga dengan berbagai kapasitas dan fasilitas yang ada di KIP bisa mendorong bukan hanya untuk ekonomi di Banten tapi mendukung ekonomi nasional dengan menopang Priok sebagai pusaran perdagangan di Indonesia,” tuturnya dalam keterangan tertulis, Jumat (14/10/2022).

Lebih lanjut ia bilang, saat ini masih banyak pelabuhan yang bisa dikembangkan, termasuk pelabuhan yang dikelola perusahaan. Ini kemudian yang dapat mendongkrak potensi ekonomi maritim nasional.

Dalam rangka pengembangan pemanfaatan pelabuhan, Akbar menegaskan pihaknya saat ini sangat siap untuk menjadi pelabuhan hub energi di Banten dan sekitarnya. Tercatat saat ini Banten memiliki 7 PLTU dan beberapa proyek strategis nasional bidang energi.

“Tentunya membangun ekonomi maritim ini tidak bisa sendiri, harus kolaborasi dengan berbagai pihak baik pemerintah, BUMN dan swasta, guna mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi nasional dan mengantisipasi resesi ekonomi global di tahun depan,” ucap Akbar.

Sebagai informasi, nilai PDB ekonomi maritim pada 2020 mencapai Rp 1.212 triliun, menurun dari tahun sebelumnya Rp 1.231 triliun. Penurunan tidak terlepas dari aktivitas ekonomi yang menurun selama pandemi Covid-19.

error: Content is protected !!