Kereta Mak Itam Sawahlunto ‘Hidup’ Lagi

redaksiutama.comKereta Api (KA) wisata Mak Itam di Sawahlunto kembali dioperasikan. Sebelumnya layanan kereta wisata ini pernah berhenti beroperasi sejak tahun 2014.

Pengoperasian kembali KA Wisata Mak Itam tersebut dapat terlaksana setelah adanya kolaborasi antar BUMN yaitu KAI, Biofarma, Pupuk Indonesia, dan Semen Indonesia. Di samping itu ada pula Injourney yang berperan sebagai Ketua Project Management Office BUMN untuk Pariwisata Sumatera Barat.

Pengoperasian KA Wisata ini sebagai upaya meningkatkan pariwisata di Sumatera Barat khususnya di wilayah Sawahlunto. Masyarakat kini dapat berwisata dengan kereta api di kawasan yang ditetapkan sebagai Warisan Dunia Baru UNESCO yaitu Situs Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan peresmian KA Wisata Mak Itam tidak mungkin terjadi kalau seluruh stakeholder tidak berkolaborasi dan tidak melakukannya dengan hati. Dia menilai kolaborasi atau gotong royong merupakan budaya yang menjadi fondasi Bangsa Indonesia.

“92% Kredit Usaha Rakyat itu BUMN. Nah, kalau kita bangun pariwisatanya, UMKM-nya, pendanaannya, ini akan menjadi satu kesinambungan. Dan Tentu tidak bisa sendirian, karena itu peran dari pemerintah daerah yang hari ini sangat bersahabat untuk bisa menjadi bagian melakukan berkelanjutan ini. Salah satunya yang kita lihat hari ini bagaimana infrastruktur seperti tadi Kereta Wisata sudah bisa dilakukan dari Sawahlunto ke Muaro Kalaban, nanti kita lanjutkan lagi sampai Silungkang,” kata Erick dalam keterangan tertulis PT KAI, Selasa (20/12/2022).

Terealisasinya proyek ini juga berkat dukungan yang diberikan oleh Pupuk Indonesia, Biofarma, dan SIG. Melalui kerjasama dengan KAI, ketiga BUMN tersebut mendapatkan hak untuk penamaan pada stasiun dan kereta api di wilayah tersebut.

Adapun nama resmi pada Stasiun Sawahlunto menjadi Stasiun Sawahlunto Biofarma, Stasiun Muarokalaban menjadi Stasiun Muarokalaban Pupuk Indonesia, dan KA Wisatanya sendiri memiliki nama KA Wisata Mak Itam SIG.

Dalam rangka mereaktivasi jalur Sawahlunto – Muaro Kalaban sepanjang 4 km ini, KAI telah melakukan perbaikan pada jalan rel, 2 unit jembatan, terowongan, persinyalan, bangunan stasiun, dan dipo. Selain perbaikan prasarana, KAI juga menghidupkan lokomotif uap bersejarah yakni Lokomotif Uap E1060 atau Mak Itam yang dahulu beroperasi di jalur ini untuk melayani angkutan batu bara.

Selama proses perbaikan jalur tersebut, KAI menemui beberapa tantangan yang berhasil diatasi. Kendala seperti keterbatasan material untuk perbaikan, jalur KA yang digunakan warga untuk beraktivitas, dan lainnya.

Tantangan juga dihadapi dalam upaya perbaikan Lokomotif Mak Itam yang telah berusia 57 tahun. KAI harus mendatangkan Tim Ahli Perbaikan Lokomotif Uap dari Museum Kereta Api Ambarawa untuk dapat menangani kerusakan pada lokomotif bersejarah tersebut. Melalui kordinasi dan komunikasi yang baik, KAI berhasil menyelasikan perbaikan ini lebih awal dari target semula di Januari 2023.

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengucapkan apresiasinya kepada Menteri BUMN Erick Thohir serta Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Sumatera Barat khususnya kewilayahan Sawahlunto, BUMN-BUMN yang terlibat, dan masyarakat Sawahlunto dan sekitarnya. Atas kolaborasi yang terbangun dengan baik tersebut, harapan warga Sawahlunto untuk menggunakan kereta api bisa tercapai.

“Pengoperasian Kereta Api Mak Itam dan Jalur Kereta Api Sawahlunto-Muarokalaban ini merupakan ikhtiar dan bentuk konkret dukungan yang diberikan BUMN dalam rangka pemulihan ekonomi di wilayah Sumatera Barat melalui pengembangan sektor pariwisata dengan memanfaatkan dan melakukan optimalisasi aset BUMN yang ada di Sumatera Barat sebagai katalis aktivitas perekonomian lokal, sesuai Visi Kementerian BUMN,” kata Didiek.

Pengoperasian jalur kereta api Sawahlunto – Muaro Kalaban merupakan buah dari penandatanganan Perjanjian Kerja Sama 4 BUMN yakni KAI, Pupuk Indonesia, Biofarma, dan SIG yang dilakukan di Jakarta pada 23 Juni 2022. Sebelum acara peresmian ini, telah dilakukan terlebih dahulu Kick Off Perbaikan Prasarana dan Sarana Perkeretaapian jalur kereta api Sawahlunto – Muaro Kalaban di Stasiun Sawahlunto pada 1 Juli 2022.

Jalur Sawahlunto – Muaro Kalaban pertama kali dibangun oleh Perusahaan Kereta Api Negara Sumatra Staats Spoorwegen (SSS) dan dioperasikan sejak 1894. Alasan utama pembangunan awal kereta api di Sumatera Barat adalah sebagai sarana pengangkutan batu bara di Ombilin, Sawahlunto. Namun, akhir tahun 2000 produksi batu bara di Sawahlunto semakin berkurang dan secara otomatis aktivitas kereta api di jalur ini pun berhenti.

Jalur tersebut sempat digunakan untuk perjalanan KA Wisata Mak Itam pada tahun 2009 dan berhenti total pada tahun 2014. Mak Itam kemudian dipajang di Museum Kereta Api Sawahlunto. Mak Itam sendiri merupakan Lokomotif Uap bergerigi seri E1060 buatan Jerman tahun 1965.

KA Wisata Mak Itam SIG nantinya akan dioperasikan secara reguler dan dapat dinikmati oleh masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Barat khususnya Kota Sawahlunto. KAI beserta seluruh stakeholder yang terlibat akan terus berkoordinasi untuk memberikan pelayanan terbaik pada layanan kereta api di jalur Sawahlunto – Muaro Kalaban.

Selain itu dilakukan pula penandatanganan Kesepakatan Bersama antara KAI dan Pemerintah Kabupaten Agam. Kolaborasi KAI dengan Pemkab Agam tersebut terkait rencana kerja sama pengelolaan aset KAI yang berada di Kabupaten Agam.

error: Content is protected !!