Kelebihan dan Kelemahan CNG dari BBM Lain, dari Harga hingga Kualitas

redaksiutama.com – Pemerintah Indonesia tampak sedang merencanakan untuk mengganti bahan bakar minya jenis Pertalite menggunakan CNG atau gas alam terkompresi.

Komponen utama CNG adalah gas metana (CH4) dan etana (C2H6), yang diekstrak dari gas alam .

Saat ini, bahan bakar CNG digunakan kurang dari 2 persen kendaraan di seluruh dunia. Akan tetapi jumlah itu terus bertamah seiring naiknya harga minyak.

Melansir dari bumn.go.id, gas alam yang diproses menjadi CNG merupakan sumber energi yang hemat dan ramah lingkungan.

Sehingga pemerintah tampaknya mulai serius mempertimbangan CNG menggantikan Pertaline.

Kelebihan CNG

1. Bersih

Bahan bakar CNG diklaim lebih bersih daripada bensin ataupun diesel.

Sehingga kendaraan yang menggunakan CNG bisa mengurangi emisi gas rumah kaca dari 15 persen hingga 27 persen, tergantung jenis kendaraannya.

Emisi partikel “jelaga”, nitrogen oksida, dan polutan udara lainnya juga berkurang secara signifikan.

2. Lebih Murah

Biaya produksi untuk mengekstrasi gas alam menjadi CNG diklaim lebih murah daripada mengekstrasi minyak mentah.

Dan karena CNG berbentuk gas, idak diperlukan penyulingan, sehingga biaya produksinya sekitar 50 persen lebih rendah daripada bensin atau solar.

Kendaraan yang menggunakan CNG juga memiliki biaya operasi lebih rendah daripada kendaraan diesel dan bensin.

Kelemahan CNG

1. Kurang Irit

Meskipun dipatok dengan harga murah, CNG harus memiliki tangki bahan bakar yang lebih besar daripada tangki bensin atau solar.

Pasalnya, gas alam terkompresi 3,5 kali lebih padat energi daripada bensin, itu artinya membutuhkan volume berkali-kali lebih banyak untuk menghasilkan jumlah energi yang sama.

Kendaraan yang menggunakan CNG membutuhkan 17 persen lebih banyak energi untuk beroperasi daripada kendaraan diesel.

Bisa diartikan, menggunakan CNG lebih boros daripada menggunakan bahan bakar bensin atau solar.

2. Tidak Selalu Bersih

Dalam sebuah penelitian, penggunaan CNG tidak selalu membuat lingkungan lebih bersih.

Itu tergantung pada penggunaannya. Bahkan ada penelian di mana truk sampah CNG mengeluarkan tingkat gas rumah kaca yang “jauh lebih tinggi” daripada kendaraan diesel.

Hal itu sebagian disebabkan karena bobotkendaraan yang bertambah, dan juga karena tingginya waktu diam untuk kendaraan sampah.

3. Harga Tidak Stabil

Seperti halnya bensin dan solar, harga global gas alam tunduk pada fluktuasi liar.

Misalnya saja di India, di mana harga gas alam yang rendah membuat jumlah kendaraan CNG meledak antara tahun 2014 dan 2022.

Alhasil, permintaan gas alam tersebut semakin tumbuh dan menyebabkan lonjakan harga yang lebih besar daripada bensin dan solar.***

error: Content is protected !!