redaksiutama.com – PT Jasamarga Transjawa Tol mencatat kenaikan arus kendaraan baik yang menuju atau meninggalkan wilayah Malang Raya melalui Pintu Tol Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, saat libur Natal 2022.
VP Corporate Secretary and Legal PT Jasamarga Transjawa Tol Aldrin Maulana dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Kota Malang, Rabu, mengatakan, ada kenaikan yang cukup tinggi jumlah kendaraan yang melintas pada Pintu Tol Singosari, hingga H+1 Natal 2022.
“Pada Hari Raya Natal 2022 hingga H+1, tercatat ada 35.416 kendaraan yang meninggalkan wilayah Malang Raya melalui Pintu Tol Singosari,” kata Aldrin.
Aldrin menjelaskan, dengan jumlah sebanyak 35.416 kendaraan yang keluar wilayah Malang Raya melalui Pintu Tol Singosari tersebut, ada peningkatan sebesar 35,95 persen dibandingkan kondisi normal dengan rata-rata sebanyak 26.050 kendaraan untuk periode yang sama.
Menurutnya, selain peningkatan jumlah kendaraan yang meninggalkan wilayah Malang Raya melalui Pintu Tol Singosari, juga ada peningkatan jumlah kendaraan yang masuk ke wilayah tersebut sebesar 32,79 persen dibandingkan kondisi normal.
“Untuk kendaraan yang menuju Malang, tercatat pada periode tersebut sebanyak 33.182 kendaraan, naik dibanding kondisi normal yang tercatat sebanyak 24.988 kendaraan,” katanya.
Ia menambahkan, PT Jasamarga Transjawa Tol mengimbau para pengguna jalan tol untuk bisa mempersiapkan diri sebelum memasuki area jalan tol. Ia meminta para pengendara dalam kondisi prima dan mematuhi aturan terkait protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah pada saat berada di rest area.
“Selain itu, pengendara juga diharapkan memastikan kecukupan bahan bakar, saldo uang elektronik dan mematuhi rambu-rambu serta arahan petugas di lapangan,” katanya.
Wilayah Malang Raya yang merupakan gabungan dari Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Timur. Pintu Tol Singosari merupakan salah satu akses utama untuk menuju Kota Wisata Batu.
Pada masa libur Natal 2022, Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Kota Batu mencatat tingkat okupansi atau keterisian kamar hotel pada periode tersebut hingga lebih dari 90 persen. Kondisi itu jauh lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya saat tingkat penyebaran COVID-19 tinggi.