Inflasi AS Capai 8,2 Persen pada September 2022, Lebih Tinggi dari Perkiraan

redaksiutama.com – Harga konsumen di Amerika Serikat (AS) naik melebihi perkiraan bulan lalu. Hal ini berarti perjuangan Amerika Serikat dalam memerangi inflasi ekonomi masih belum selesai.

Dilansir dari BBC, tingkat inflasi AS sampai September tercatat 8,2 persen. Angka ini turun dari inflasi bulan Agustus sebesar 8,3 persen. Meskipun melandai, angka tersebut masih lebih tinggi dari perkiraan.

Inflasi Amerika Serikat sedang mendapatkan pengawasan ketat dari bank sentral AS, The Fed.

Angka tersebut jauh di atas target bank sentral AS sebesar 2 persen. Artinya, Federal Reserve (The Fed) kemungkinan akan terus menaikkan suku bunga dalam upaya untuk mendinginkan kenaikan harga.

“The Fed perlu bereaksi pada pertemuan berikutnya dan terus menjaga kebijakan ketat sampai ada beberapa tanda bahwa inflasi terkendali,” kata Neil Birrell, kepala investasi di Premier Miton Investors dilansir dari BBC, Selasa (18/10/2022).

Ia menambahkan, hal tersebut meningkatkan tingkat ketidakpastian dan merupakan berita buruk bagi perekonomian secara keseluruhan dan bagi konsumen pada khususnya.

“Puncak suku bunga, kemungkinan besar, akan lebih tinggi sekarang. Sulit untuk menemukan hal positif dalam hal ini untuk perekonomian atau pasar,” imbuh dia.

Inflasi di AS telah turun kembali sejak mencapai 9,1 persen pada bulan Juni 2022. Hal tersebut didorong oleh penurunan harga bahan bakar di SPBU. Biaya untuk pakaian dan mobil bekas juga turun bulan lalu.


Namun demikian, masalah ini terus mempengaruhi bagian lain dari ekonomi. Misalnya, harga bahan makanan telah melonjak 13 persen selama 12 bulan terakhir, dan biaya perumahan dan medis juga meningkat tajam. Tidak termasuk makanan dan energi, inflasi telah melonjak 6,6 persen.

“Komposisi pembacaan inflasi mungkin bahkan lebih mengkhawatirkan daripada angka keseluruhan,” kata Seema Shah, kepala strategi global Principal Asset Management.

Federal Reserve telah menaikkan suku bunga lima kali sejak Maret. The Fed mengumumkan kenaikan yang luar biasa besar dalam beberapa bulan terakhir.

Hal itu telah meresahkan pasar keuangan dan menyebabkan perlambatan tajam di sektor-sektor seperti perumahan.

Dengan membuat pinjaman lebih mahal, The Fed berharap untuk mengurangi permintaan, terutama untuk barang-barang seperti mobil dan rumah, dan mengurangi tekanan yang mendorong harga.

Namun dengan memperlambat aktivitas, The Fed juga berisiko membawa ekonomi ke dalam resesi. Analis melihat hasil itu semakin mungkin karena inflasi telah terbukti dengan “keras kepala” menolak upaya Fed sejauh ini.

error: Content is protected !!