Indeks Dolar AS Jeblok, Rupiah Nyaris Tembus Rp 14.800/US$

redaksiutama.comJakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar rupiah menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (9/9/2022). Indeks dolar AS yang merosot membuat rupiah mampu melesat, dan nyaris menembus Rp 14.800/US$.

Melansir data Refinitiv, begitu perdagangan dibuka rupiah langsung menguat 0,23% ke Rp 14.860/US$. Apresiasi terus bertambah hingga menyentuh Rp 14.815/US$. Di penutupan perdagangan, rupiah berada di Rp 14.828/US$, menguat 0,45% di pasar spot.

Indeks dolar AS jeblok hingga 1,07% sore ini ke 108,53. Tekanan bagi dolar AS datang dari bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) yang agresif menaikkan suku bunganya, sebesar 75 basis poin.

Langkah tersebut membuat kurs euro melesat dan menekan indeks dolar AS. Seperti diketahui, euro berkontribusi paling besar dalam pembentukan indeks dolar AS, sekitar 57%.

Selain itu, pernyataan ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell sebelum “pekan bisu” atau blackout period, menjadi penggerak pasar hari ini.

“Pertemuan the Fed bakal digelar dua pekan ke depan dan ada masa”blackout period”.Pernyataan apapun dari the Fed pada minggu ini akan diteliti oleh pasar karena mereka harus menjahit informasi apapun untuk mengetahui kebijakan the Fed,” tutur analis senior Citi Index Matt Simpson, kepada Reuters.

Berbicara dalam acara Annual Monetary Conference yang diselenggarakan Cato Institute, Powell mengingatkan jika tugas memerangi inflasi masih jauh dari selesai.

Dia juga mengatakan tidak ingin mengulang apa yang terjadi pada periode 1970an dan 1980-an di mana inflasi terus melambung tinggi karena keterlambatan dalam menekan ekspektasi inflasi.

“Sejarah mengingatkan kita dengan keras mengenai pelonggaran moneter yang dilakukan secara premature. Saya bisa yakinkan kepada Anda jika bank sentral berkomitmen kuat untuk menurunkan inflasi sampai tugas itu berhasil,” tutur Powell, dikutip dari CNBC International.

Ia sekali lagi menegaskan akan terus menaikkan suku bunga dan menahannya di level tinggi dalam waktu yang lama sampai inflasi kembali ke 2%.

“Saya meyakinkan anda, saya dan rekan-rekan saya sangat berkomitmen dalam proyek ini (menaikkan suku bunga) sampai tugas kami selesai (inflasi turun),” kata Powell.Pasca pernyataan tersebut, pasar melihat suku bunga akan dinaikkan lagi sebesar 75 basis poin bulan ini, dengan probabilitas sekitar 86%.

Meski tetap agresif menaikkan suku bunga, tetapi pasar melihat The Fed tidak akan menaikkan lebih dari 75 basis poin. Adapun besarnya kenaikan tersebut sudah diantisipasi oleh pelaku pasar, indeks dolar AS pun menurun.

Sementara itu sentimen positif dari dalam negeri masih menopang rupiah. Bank Indonesia (BI) merilis Survei Konsumen edisi Agustus pada Kamis (8/9/2022). Hasilnya, konsumen Indonesia semakin optimistis.

Hasil survei dari BI menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus sebesar 124,7, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 123,7.

IKK menggunakan angka 100 sebagai ambang batas. Di atasnya berarti opimistis, di bawahnya adalah pesimistis.

“Meningkatnya optimisme konsumen pada Agustus 2022 didorong oleh peningkatan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap ekonomi ke depan,” tulis BI dalam rilisnya.

Kenaikan indeks tersebut menjadi indikasi konsumen bisa melakukan lebih banyak belanja, yang tentunya bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Seperti diketahui, konsumsi rumah tangga merupakan kontributor terbesar Produk Domestik Bruto (PDB), sekitar 54%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

error: Content is protected !!