IHSG Dibuka Naik Turun hingga Lengser ke 7.074

redaksiutama.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini dibuka di dua arah. IHSG sempat turun ke level 7.081 tapi tak lama kemudian bergerak ke zona hijau dan berakhir turun ke 7.074.

Dikutip dari data RTI, Kamis (1/12/2022), IHSG berada di level tertingginya pada 7.090 dan terendahnya 7.070. Sebanyak 223 saham naik, 130 turun, dan 210 stagnan.

Pada pembukaan perdagangan kemarin, IHSG juga bergerak di dua arah. IHSG sempat dibuka melemah namun kemudian berbalik ke zona hijau.

IHSG menguat 11 poin (0,17%) ke level 7.024,06. Indeks LQ45 juga bertambah 0,5 poin ke 997,28 pada pembukaan perdagangan kemarin.

ADMRBuy :1.630TP : 1.680Stop loss: <1.550ADMR Berpotensi rebound ditandai dengan munculnya candle inverted hammer di area support. Stochastic oscillator di area oversold dan MACD bar histogram bergerak melemah terbatas.ADMR resmi menambah modal PT Adaro Indo Aluminium (AIA) pada 28 November 2022 untuk mengembangkan bisnis anak usaha ke depan. Sementara itu, ADMR menargetkan smelter aluminium beroperasi pada 2025 dengan total kapasitas produksi di tahap pertama sebesar 500 ribu ton per tahun.

PNINBuy :1.515TP : 1.565Stop loss: <1.420PNIN mencoba reversal, ditandai dengan pola candle piercing, diikuti dengan indikator MACD histogram yang melemah terbatas serta stochastic oscillator yang berada pada area oversold.Per September 2022 PNIN berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,52 triliun atau melesat 94% YoY. Sejalan dengan hasil tersebut pendapatan PNIN juga melesat 35,5% YoY menjadi Rp2,68 triliun yang sebagian besar ditopang oleh portofolio efek dan reksa dana yang belum direalisasikan sebesar Rp 673,53 miliar, naik 187% YoY.ABMMBuy :3.670TP : 3.790Stop loss: <3.450ABMM dalam jangka pendek bergerak bullish di atas MA-5 dan MA-20 dan MACD bar histogram berada pada level positif.ABMM mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 46,58% YoY menjadi US$1,02 miliar dari periode sebelumnya sebesar US$ 702 juta. Kenaikan tersebut ditopang penyediaan alat berat di tengah tingginya permintaan komoditas khususnya batu bara. Sejalan dengan hal itu laba periode berjalan ABMM juga tumbuh 114% YoY menjadi US$ 232 juta.

error: Content is protected !!