“Strategi ID FOOD dalam mendukung swasembada gula adalah dengan peningkatan kinerja off farm melalui revitalisasi pabrik gula secara selektif agar overall recovery minimal 86 persen,” kata Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan, dilansir dari Antara, Senin, 1 Agustus 2022.
Selain mengoptimalkan enam pabrik gula, ID FOOD akan mengoperasikan kembali pabrik gula di Subang, Jawa Barat, dengan perluasan lahan sekitar 5.000 hektare. Adapun di sektor hulu on farm, ID FOOD melakukan peningkatan kinerja, salah satunya dengan pemberdayaan petani dan kemitraan petani.
Frans menuturkan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani tebu, di antaranya mengikutsertakan mitra petani tebu rakyat dalam program Makmur agar mendapatkan jaminan ketersediaan pupuk dan jaminan harga.
Kemudian, membantu petani tebu saat pembukaan lahan dengan membantu pengolahan lahan dengan harga yang terjangkau atau di bawah harga pasar; hingga pemberian fasilitas bantuan peralatan tebang dan angkut berupa traktor tarik, traktor gendong, trailer tebu.
Dalam aspek pendanaan untuk petani, ID FOOD membantu petani tebu masuk ke lembaga pembiayaan agar mereka bisa mendapatkan pendanaan kredit usaha rakyat atau KUR dan melakukan pengambilalihan gula petani tebu dengan harga minimal Rp11.500 per kilogram.
“Dari aspek teknologi, kami juga mempersiapkan implementasi penerapan teknologi pertanian (IT dan Mekanisasi) dalam budidaya pertanian. Langkah ID FOOD dalam dukungan swasembada gula juga dilakukan sinergi BUMN melalui perluasan luas areal serta melakukan kerja sama kemitraan dan Agroforestry Tebu Mandiri (ATM) dengan Perhutani,” jelas Frans.
Sebelumnya Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan petani tebu adalah pelaku utama swasembada gula di Indonesia.
Pemerintah menjalankan berbagai program dalam rangka pencapaian swasembada gula dengan berfokus terhadap peningkatan kapasitas petani guna meningkatkan produktivitas tebu dan rendemen mereka.
“Langkah untuk prioritas swasembada gula salah satunya melalui revitalisasi pabrik gula dan peningkatan kemitraan petani. Pabrik gula dapat berperan dalam menentukan dan mengkoordinir kapan petani harus memupuk, bibit yang dipakai, menanam, tebang, muat, angkut,” kata Menteri Syahrul.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan saat ini sedang meningkatkan benih-benih unggul untuk komoditas prioritas swasembada, salah satunya tebu.
Tak hanya itu Kementan melaksanakan sejumlah strategi dalam rangka meningkatkan produktivitas tebu, diantaranya pemantapan areal, rehabilitasi tanaman, penyediaan agro input berupa pupuk dan benih unggul, penyediaan sarana dan prasarana, peningkatan produktivitas lahan melalui penerapan standar teknis budidaya dan manajemen Tebang Muat dan Angkut (TMA), antisipasi perubahan iklim, serta penetapan harga.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
(ABD)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.