Hindari Kiamat Mal Akibat Resesi, Asosiasi Mal Lakukan Ini

redaksiutama.com – Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyebut, pihaknya juga mempersiapkan strategi untuk menghadapi gelap ekonomi yang diprediksi terjadi tahun depan. Ketua APPBI Alphonzus Widjaja mengaku, pengusaha pusat perbelanjaan atawa mal mulai mengatur rencana dan strategi bisnis untuk bertahan di tengah gempuran perekonomian global yang berpotensi berdampak pada perekonomian nasional.

Menurutnya, strategi pusat perbelanjaan ke depan akan fokus pada pengalaman atau experience dan journey dari para pengunjung. Artinya, bukan lagi fokus pada pembelian barang. “Kalau kita bicara mal, saat ini secara umum kalau bicara mal bukan bicara lagi soal fungsi belanja atau tempat belanja dan tak identik lagi dengan buying dan belanja. Ini yang terjadi saat ini dan sudah terjadi sebelum Covid-19, hanya saja Covid-19 membuatnya lebih tegas lagilagi,” ujarnya di Hotel Intercontinental di Jakarta, Kamis (13/10/2022).

Menurutnya, ketika masyarakat berkunjung ke mal tak selalu membeli barang atau kebutuhan. Namun, manusia yang memiliki sifat sebagai makhluk sosial membutuhkan tempat berinteraksi. Mal menjadi salah satu tempat yang biasa disambangi dalam berinteraksi selain pusat transportasi, rumah, dan perkantoran.

“Mal fungsinya buying plus journey. Kalau nggak bisa melakukan ini nggak bisa survive. Berikutnya, kalau mau jadi leading fungsi buyingnya jadi yang kedua. Ini the next level dari pusat perbelanjaan. Journey-nya itu yang harus diberikan. Saya kira ini yang akan menjadi tantangan dan sudah terlihat di industri pusat belanja dimana mal-mal sudah berikan fungsi journey di pertama lalu buying,” jelasnya.

Alphonzus menambahkan, jika pusat perbelanjaan hanya fokus pada pembelian produk dari para pengunjung, maka akan kalah dengan e-commerce atau bisnis online. Belajar dari pandemi, mal-mal yang fokus pada pembelian tidak mampu bertahan.

“Mal yang mempertahankan fungsinya sebagai tempat belanja akan bertarung dengan online. Ini sudah terjadi juga sebelum covid. Ditambah covid penetrasi online lebih kuat,” tuturnya.

Alphonzus menambahkan, saat ini pusat perbelanjaan sudah kembali normal dengan kapasitas penuh. Pengusaha mal optimis akhir tahun ini dapat kembali stabil setelah selama dua tahun lamanya terpukul oleh pandemi Covid-19. Kebijakan pembatasan pun sudah mulai ditiadakan khususnya di pusat perbelanjaan atau mal tanpa mengenyampingkan protokol kesehatan.

“Tingkat mulai pulih mal 100% tapi banyak mal yg tingkat kunjungannya tak pulih bahkan semakin sepi. Saya kira karena ini. Tak ada tepat interaksi sosial. Zaman sekarang setiap aktivitas itu berkesan setiap hari,” pungkasnya.

error: Content is protected !!