redaksiutama.com – Harga minyak memperpanjang kenaikannya di perdagangan Asia pada Selasa sore, karena pipa utama yang membawa pasokan ke Amerika Serikat tetap ditutup, menambah kekhawatiran tentang potensi pengetatan di konsumen minyak mentah terbesar di dunia itu.
Harga minyak mentah berjangka Brent terangkat 1,33 dolar AS atau 1,7 persen, menjadi diperdagangkan di 79,32 dolar AS per barel pada pukul 07.25 GMT. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 1,15 dolar AS atau 1,6 persen, menjadi diperdagangkan di 74,32 dolar AS per barel.
Kedua harga acuan menetap menguat lebih dari 2,0 persen di sesi sebelumnya.
“Minyak mentah naik karena masalah sisi penawaran mengimbangi kekhawatiran permintaan yang lebih lemah,” kata Analis ANZ Research Brian Martin dan Daniel Hynes, dalam sebuah catatan kepada klien pada Selasa.
Kekhawatiran tentang produksi minyak Rusia juga muncul sejak Presiden Vladimir Putin mengatakan pada Jumat (9/12/2022) bahwa Rusia dapat memangkas produksi.
Penutupan pipa utama Keystone milik TC Energy yang mengirimkan 620.000 barel per hari minyak mentah Kanada dari Alberta ke Amerika Serikat, telah meningkatkan prospek persediaan di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma, akan menurun. Cushing juga merupakan titik pengiriman untuk kontrak berjangka minyak mentah WTI.
Keystone tetap tutup sejak kebocoran 14.000 barel di negara bagian Kansas AS dilaporkan pada 7 Desember. TC Energy belum merilis garis waktu untuk memulai kembali jalur tersebut, yang membawa minyak mentah ke kilang-kilang di Midwest dan Gulf Coast.
Harapannya adalah bahwa penutupan pipa akan menyebabkan persediaan minyak mentah AS menurun. Tujuh analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan, rata-rata stok turun 3,9 juta barel dalam sepekan hingga 9 Desember.
Jajak pendapat dilakukan menjelang laporan dari American Petroleum Institute (API) pada Selasa waktu setempat, dan Badan Informasi Energi, cabang statistik dari Departemen Energi AS yang akan dirilis pada Rabu (14/12/2022).
Ekspektasi bahwa pelonggaran pembatasan COVID-19 di China, pengguna minyak terbesar kedua secara global, akan meningkatkan permintaan juga mendukung kenaikan harga minyak.
Analis dari Bank of America mengatakan pembukaan kembali ekonomi yang sukses di China, dikombinasikan dengan perubahan arah dovish oleh Federal Reserve AS pada kenaikan suku bunga, dapat meningkatkan permintaan bahan bakar dan mendorong harga minyak Brent di atas 90 dolar AS per barel.
China membatalkan beberapa pembatasan COVID yang ketat selama seminggu terakhir, termasuk melonggarkan persyaratan tes dan menghentikan pelacakan catatan perjalanan orang untuk tujuan COVID.
“Penghapusan pembatasan akan memfasilitasi pemulihan permintaan transportasi dan perjalanan domestik,” kata analis dari Haitong Futures.
Tetapi mereka juga memperingatkan bahwa lonjakan infeksi COVID di kota-kota besar China masih mengekang sentimen pasar dan sinyal yang jelas dari pemulihan permintaan diperlukan untuk memberikan dukungan yang kuat terhadap harga minyak.