redaksiutama.com – Ekonomi agrikultur merupakan salah satu ilmu yang dibutuhkan dalam perkembangan perekonomian negara. Keberadaannya tidak hanya berpengaruh terhadap perekonomian, tetapi juga berguna untuk kelangsungan hidup manusia. Tanpa ekonomi agrikultur, manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar dalam kehidupan sehari-harinya. Ingin mengetahui apa itu ekonomi agrikultur? Simak artikel berikut ini!
Mengutip Nurhayati dalam Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas 8, ekonomi agrikultur adalah bagian dari ilmu ekonomi umum yang mempelajari fenomena-fenomena serta berbagai persoalan yang berkaitan dengan pertanian, baik secara mikro maupun makro.
Agrikultur sendiri adalah kegiatan yang memanfaatkan sumber daya hayati oleh manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, sumber energi, hingga untuk mengelola lingkungan hidup. Mengembangkan ekonomi agrikultur sama dengan upaya untuk meningkatkan perekonomian melalui pemberdayaan sektor pertanian.
Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati dalam agrikultur dapat berupa budidaya tanaman, bercocok tanam, pembesaran hewan ternak, pemanfaatan mikroorganisme dan bio enzim dalam pengolahan produk lanjutan, hingga ekstraksi semata.
Pada dasarnya, Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi yang besar dalam bidang pertanian. Hal ini terbukti dari sektor pertanian Indonesia yang seringkali menjadi penyelamat perekonomian nasional ketika krisis ekonomi dunia melanda. Namun, tanpa sistem dan usaha agribisnis yang memadai, sulit bagi Indonesia untuk memeroleh banyak keuntungan dari sektor pertaniannya.
Menurut Murdiantoro, faktor produksi tanah atau lahan terdiri dari sejumlah faktor alam, yaitu:
Keberadaan faktor produksi tanah tidak hanya dilihat dari segi luas dan sempitnya saja, tetapi juga dari faktor-faktor lain juga, seperti:
Mengesampingkan faktor produksi tanah, ada juga faktor modal yang berpengaruh besar. Mengutip Setianingsih dan Padang dalam artikel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi di Desa Limau Asri (SP V), suatu usaha dinyatakan makin padat modal dan intensif bila modalnya semakin tinggi per unit usaha.
Ekonomi agrikultur dapat diwujudkan melalui banyak hal. Berikut ini berbagai contoh ekonomi agrikultur yang banyak dilakukan.
Contoh ekonomi agrikultur pertama adakah produk agrikultur itu sendiri, seperti hasil mentah pertanian atau perikanan. Hasil mentah ini dapat berupa padi, buah-buahan, sayuran, kayu, dan kulit.
Produk pertanian mentah ada yang dapat dikonsumsi langsung, tetapi ada juga yang perlu diolah lagi untuk meningkatkan daya jualnya. Hal ini dapat dilihat dari kulit hewan yang bisa diolah menjadi tas atau sepatu.
Selanjutnya adalah industri kimia, yang berarti produk pertanian dapat dijadikan bahan produk kimia, misalnya kanji, damar, alkohol, dan gula. Kanji berasal dari singkong, gula dari tebu, sedangkan damar dan alkohol dihasilkan dari pengolahan lebih lanjut. Berbagai proses pabrik dapat mengolah hasil pertanian menjadi campuran bahan kimia lainnya.
Produksi serat merupakan salah satu contoh dari ekonomi agrikultur juga. Contoh produknya dapat berupa kain wol, sutra, dan rami. Seluruh produk ini berasal dari pertanian yang diperoleh dari proses pengolahan serat tumbuhan dan kepompong ulat sutra menjadi kain yang nilai jualnya tinggi.
Kemudian, serat kain ini pada akhirnya diproduksi kembali menjadi beragam pakaian, selimut, souvenir, dan perlengkapan lain berbahan dasar kain.
Contoh selanjutnya dari ekonomi agrikultur adalah tanaman hias. Contoh satu ini berasal dari proses pembibitan secara khusus. Budidaya tanaman hias bertujuan untuk mengembangbiakkan aneka jenis tanaman hias untuk kebutuhan rumah. Keberadaannya sedang terkenal di kalangan masyarakat sehingga harganya pun semakin meningkat.
Sektor perikanan dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu pencarian ikan di perairan dan pembudidayaan dengan tambak. Sektor perikanan ini dapat berasal dari perairan laut dan darat seperti waduk dan empang. Umumnya, tambak ikan dibuat di daerah lepas pantai atau di dekat persawahan. Hasilnya kemudian dapat dijual di pasar atau didistribusikan langsung ke restoran dan rumah makan untuk hasil hidangan yang lebih segar.
Contoh keenam dari ekonomi agrikultur adalah peternakan. Hewan yang digunakan untuk peternakan dapat berupa ayam, bebek, sapi, dan kambing. Keempat hewan ini merupakan hewan terpopuler di Indonesia untuk dijadikan peternakan. Namun, ada juga peternakan yang membudidayakan jangkrik dan maggot.
Kemudian, hasil peternakan dari hewan tersebut dapat berupa daging, susu, dan kulit. Hasil peternakan ini dapat dikonsumsi langsung atau diolah menjadi produk lain yang nilai jualnya lebih tinggi, seperti yoghurt, kornet, sosis, dan susu steril.
Ada sejumlah cara untuk mengoptimalkan agrikultur ekonomi menurut Nurhayati dalam Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas 8, yaitu:
1. Melakukan revitalisasi industri pengolahan ikan secara benar agar ikan-ikan yang diolah memiliki daya jual yang tinggi.
2. Pemberian sanksi yang lebih tegas terhadap pelaku penangkapan ikan secara ilegal untuk meningkatkan produktivitas ekonomi kemaritiman dan perikanan.
3. Mengembangkan bioteknologi kemaritiman lebih baik lagi agar produk yang dihasilkan tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga meningkatkan nilai jual.
4. Membenahi dan mengembangkan objek pariwisata bahari agar wisatawan dalam negeri atau luar negeri semakin tertarik dengan pariwisata tersebut.
5. Membentuk persekutuan seperti World Economic Forum on East Asia (WEF-EA) dan mengadakan kerja sama dengan pihak berpengaruh seperti Multi-stakeholder Grow Asia untuk memajukan pengembangan agrikultur dan ketahanan pangan berkelanjutan di kawasan ASEAN.
Itulah penjelasan mengenai ekonomi agrikultur, yaitu ilmu ekonomi yang mempelajari fenomena dan persoalan tentang pertanian. Ekonomi agrikultur dipengaruhi oleh faktor alam sekaligus modal dalam perkembangannya. Ada berbagai contoh yang dihasilkan dari ekonomi agrikultur, seperti serat, tanaman hias, dan bahan kimia.