Dukung Ekonomi Hijau Digital, Bappenas Gelar Digital Grounds

redaksiutama.com – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional ( Bappenas ) bersama Deutsche Geselschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH menggelar acara Digital Grounds: Towards A Green Digital Economy di Jakarta , Kamis (20/10/2022).

Acara ini merupakan wadah untuk mendukung percepatan transformasi digital bagi UMKM dan startup di Indonesia, khususnya pengembangan dan adopsi inovasi teknologi untuk ekonomi hijau.

Direktur Ketenagalistrikan, Telekomunikasi dan Informatika Bappenas Rachmat Mardiana mengatakan, transformasi digital dan ekonomi hijau adalah dua dari enam strategi utama yang dikembangkan Bappenas pada pertengahan tahun ini.

Ia menuturkan, Bappenas melalui Direktorat Ketenagalistrikan, Telekomunikasi dan Informatika melakukan kerjasama dengan GIZ Indonesia dalam kegiatan hibah Digital Transformation Center and Make-IT Indonesia.

Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung transformasi digital di Indonesia melalui penguatan aktivitas di antaranya pemanfaatan teknologi digital beserta faktor pendukung (enabler) digital.

“Jerman sebagai negara sahabat dan mitra pembangunan bilateral, sudah menjalin kerja sama di berbagai bidang termasuk untuk mengelaborasi isu-isu global dan strategis. Melalui kolaborasi multistakeholder, seperti kemitraan bilateral antara Indonesia dan Jerman, kami dapat mengimplementasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan rendah karbon untuk mencapai target Net-Zero Emissions pada tahun 2060,” ucap Rachmat.

Ekonomi hijau, ekonomi sirkular

Dalam kesempatan yang sama, Project Manager Make-IT Indonesia Atiek Fadhilah menuturkan, sebagai mitra global, Indonesia dan Jerman bertekad untuk bekerja sama dalam kemitraan yang saling menguntungkan.

“Berfokus pada ekonomi hijau, Make-IT bertujuan memberikan dukungan bagi start-up teknologi yang berorientasi sosial dan agenda berkelanjutan, terutama dalam mengatasi tantangan pembangunan di sektor energi bersih, perlindungan lingkungan, pengelolaan sumber daya alam, dan ekonomi sirkular,” ungkap dia.

Acara ini terselenggara dengan dukungan dari Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ) melalui kegiatan DTC and Make-IT Indonesia.

Forum ini bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran dan transfer keterampilan teknis, perencanaan strategis, dan wawasan tren dalam transformasi digital dan pengembangan teknologi hijau di antara UMKM, perusahaan rintisan teknologi hijau, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil.

Transformasi digital untuk UMKM

Sementara, Lead Advisor Digital Transformation Center (DTC) Indonesia Daniel Schroeder menambahkan, UMKM mendominasi struktur ekonomi Indonesia. Ia percaya, transformasi digital akan memberdayakan UMKM untuk mengembangkan bisnis mereka dan meningkatkan daya saing mereka.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk mempersempit kesenjangan digital, mengurangi disparitas, dan memberikan kesempatan yang sama kepada semua kelompok masyarakat untuk mendapatkan manfaat dari prospek digitalisasi.

“Kami menjangkau khalayak yang lebih luas dan membidik start-up hijau di tingkat daerah dan di luar kota metropolitan. Transformasi digital membawa kemungkinan baru dalam mengembangkan, mempromosikan, dan mengadopsi inovasi teknologi hijau,” urai Atiek.

Sebagai informasi, menurut Indeks Ekonomi Hijau/Green Economy Index (GEI) yang diluncurkan pada Agustus 2022, ekonomi hijau dapat meningkatkan perekonomian Indonesia dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 6,1 sampai 6,5 persen per tahun hingga tahun 2050.

Ekonomi hijau disebut dapat meningkatkan Pendapatan Nasional Bruto (GNP) yang lebih tinggi sebesar 25 sampai 34 persen pada tahun 2045.

Selain itu, ekonomi hijau juga menghasilkan tambahan 1,8 juta tenaga kerja di sektor hijau pada tahun 2030, tersebar di sektor energi, kendaraan elektronik, restorasi lahan, dan pengelolaan limbah.

error: Content is protected !!