Dua UKM di Bali Ini Bangkit dari Krisis Berkat Go Digital

Dua UKM di Bali Ini Bangkit dari Krisis Berkat Go Digital

Pandemi COVID-19 menyebabkan banyak UKM gulung tikar. Di Bali termasuk yang terdampak cukup parah mengingat industri pariwisata dan perhotelan lumpuh akibat pembatasan gerak masyarakat. Dua UKM di Bali ini justru bisa bangkit di tengah krisis akibat pandemi Covid-19.!

Caranya adalah mereka mulai beradaptasi dan mencari jalan untuk terus mengembangkan bisnisnya di tengah pandemi dengan memanfaatkan platform digital guna menjangkau lebih banyak pembeli.

Hasil survei yang dilakukan oleh United Nation Development Programme (UNDP) dan Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia menyebutkan bahwa, sekitar 44 persen UKM yang disurvei, telah bergabung dan berjualan di platform e-commerce selama pandemi.

Riset lainnya yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) pada 2020 turut mencatat tiga provinsi dengan peningkatan jumlah pelaku usaha tertinggi di salah satu platform e-commerce, Tokopedia, selama pandemi yaitu Bali (66,2 persen), Yogyakarta (42,2 persen) dan DKI Jakarta (28,3 persen).

Dua contoh UKM Bali yang berhasil bangkit dari keterpurukan adalah IniTempe dan Grande Granola. IniTempe, didirikan oleh Beni Santoso, baru mulai mengenal dan memanfaatkan platform digital saat pandemi tahun 2020. Sejak berdiri pada 2016 hanya mengandalkan jualan tempe ke berbagai restoran di Bali secara langsung.

“Pandemi COVID-19 membuat banyak restoran di Bali tutup dan memaksa Beni untuk mencari solusi agar bisnisnya tetap berjalan. Ditambah lagi, mayoritas pembeli IniTempe merupakan warga asing yang jumlahnya terus menurun,” ungkap Beni.

Setelah beralih ke online, dengan perjuangan dari nol mempelajari teknologi, IniTempe pun mulai memanfaatkan e-commerce dalam upaya menangkap pasar yang lebih luas di Indonesia jadi tidak hanya di sekitar pulau Bali pasarnya.

“Kami tidak akan bisa menang di kandang sendiri. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk jualan online. Berkat go digital saya malah bisa ekspansi bisnis ke kota dan pulau lain. Walaupun di tengah pandemi, IniTempe tidak melakukan PHK. Wisatawan lokal pun jadi tau soal IniTempe,” jelas Beni.

Kini, produk IniTempe yang dipasarkan pun menjadi sangat beragam. Yang tadinya hanya menjual tempe segar, sekarang IniTempe mulai menawarkan berbagai jenis produk olahan berbahan dasar tempe seperti cokelat tempe, keripik tempe, dan lainnya.

Selain menjual berbagai produk olahan tempe, IniTempe juga membuka masterclass, yakni kelas bagi orang-orang yang tertarik untuk belajar mengenai proses pembuatan tempe. Kelas ini pun terbuka bagi masyarakat lokal maupun wisatawan mancanegara, bahkan dari India hingga Cina.

Dalam proses produksinya, IniTempe pun tetap fokus untuk ‘go local’. “Kami menggunakan kedelai yang berasal dari petani lokal serta turut memberdayakan perempuan lokal. Harapannya tidak hanya memberikan dampak bagi keberlangsungan bisnis kami sendiri tetapi juga agar berdampak terhadap masyarakat sekitar serta perekonomian daerah,” ujar Beni sambil menyebut dia memilih Tokopedia sebagai tenpatnya berjualan online.

Demikian juga dengan Grande Granola, produk asal Bali, fokus memproduksi sereal berbahan dasar granola yang menggunakan gandum bersertifikasi organik dan tanpa bahan pengawet. Luciana Dewi, pemilik Grande Granola, menceritakan perjuangannya dalam mengembangkan bisnis di tengah pandemi.

Sama halnya dengan IniTempe, awalnya Grande Granola mengandalkan pemasukan dari turis lokal maupun turis asing. Namun, sejak pandemi jumlah turis di Bali menurun cukup signifikan. Hal ini turut berdampak terhadap bisnis Grande Granola. “Penghasilan kami 70% sebelum pandemi berasal dari turis asing dan turis lokal. Setelah pandemi, omzet kami jatuh hingga 40%,” ungkapnya.

Akhirnya,Luciana mengambil langkah untuk ‘go digital’ demi menyelamatkan bisnisnya. Grande Granola juga mulai dikenal dan jumlah pembeli pun terus meningkat. Menurutnya pendapatan di masa pandemi 80% berasal dari salah satu platform e-commerce asal Indonesia yaitu Tokopedia.

Berawal dari omzet yang tidak seberapa saat baru memanfaatkan platform e-commerce, omzet bulanan Grande Granola yang berasal dari Tokopedia saat ini telah mencapai puluhan juta rupiah.

“Kami tidak menyerah walaupun dihadapi dengan pandemi. Waktu luang yang dimiliki, kami gunakan untuk memikirkan strategi bisnis dan secara aktif mengembangkan bisnis secara online. Nyatanya, dengan adanya pandemi kami menjadi tau potensi yang dimiliki dengan ‘go digital,” katanya .

Dalam mengembangkan bisnisnya, Luciana juga tidak lupa memberdayakan masyarakat sekitar dan berbagi kepada yang membutuhkan. Saat ini, Grande Granola telah memberdayakan perempuan lokal di Bali dalam operasinya serta melakukan kegiatan-kegiatan sosial seperti berdonasi untuk membiayai sekolah anak-anak yang membutuhkan.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


Artikel ini bersumber dari swa.co.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!