redaksiutama.com – Direktur Utama PT Industri Kereta Api (INKA) Budi Noviantoro bercerita kabar permintaan pembuatan kereta untuk Sri Lanka. Budi mengungkap saat ini kabarnya belum ada kelanjutannya karena negara itu sudah keburu bangkrut.
“Sebenarnya Sri Lanka sudah lama prosesnya. Sri Lanka kita menggunakan skema bahwa LPSE membiayai pinjaman ke Sri Lanka beli kereta. Prosesnya lama. Lama-lama nggak jadi, bangkrut dia. Belum sempat jadi, tapi sudah oke harganya.” katanya dalam Ask d’Boss, Selasa (11/10/2022).
Budi menjelaskan kerja sama dengan Sri Lanka akhirnya harus gagal bukan lantaran negara tersebut bangkrut dan krisis. Melainkan masalah pembiayaan pinjaman dari Exim Bank Indonesia yang tadinya akan membiayai pesanan Sri Lanka.
“Jadi secara teknis, secara bisnis oke. Indonesia sudah siap membantu, tapi bank pelaksana ini belum clear di sana.Perlahan-lahan jadi nggak jadi.” katanya.
Kejadian yang sama juga terjadi pada kerja sama dengan Zambia. Budi bilang, pihaknya saat ini masih menunggu audit dari IMF ke negara tersebut.
“Kemarin bertemu (Zambia) di Berlin, dia masih mencoba nego-nego, sebatas itu kita masih masuk akal, masih punya margin, kenapa tidak.Yang lain juga sama, kayak Kongo dan Zimbabwe. Paling tidak kita didukung Pak Duta Besar di sana untuk membantu teman-teman di sana membangun negaranya melalui infrastruktur ini dengan katakanlah aset yang dia punya seperti aset batu bara, kita cari solusinya.” jelas Budi.