redaksiutama.com – Jakarta, CNBC Indonesia– PT Bayan Resources Tbk (BYAN) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Universitas Kutai Kartanegara untuk memberikan beasiswa bagi 70 mahasiswa baru. Beasiswa diberikan setiap tahun dengan total nilai Rp 16,6 miliar untuk 4 tahun masa akademik, mulai 2022/2023 sampai 2025/2026.
Diketahui target beasiswa meliputi mahasiswa berprestasi dan mahasiswa kurang mampu dari segi ekonomi dengan prioritas mahasiswa dari wilayah operasi pertambangan Bayan Resources. Untuk tahap pertama, yakni tahun akademik 2022/2023, akan ada sekitar 70 mahasiswa penerima beasiswa dan akan meningkat menjadi 280 mahasiswa pada tahun akademik 2025/2026.
Direktur Operasional Bayan Resources Lim Chai Hock mengungkapkan penandatanganan kerja sama beasiswa dengan Universitas Kutai Kartanegara merupakan langkah awal untuk memperluas kerja sama dengan universitas lain. Bentuk Beasiswa Bayan Peduli Pendidikan yang diberikan mencakup biaya pendidikan dan biaya hidup serta biaya pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keterampilan para mahasiswa.
“Kami berharap, melalui program beasiswa ini, mahasiswa yang tidak memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dengan harapan setelah lulus kuliah dapat memberikan kontribusi positif bagi bangsa,” ungkap dia dalam keterangan tertulis, Rabu (12/10/2022).
Dalam kesempatan tersebut Rektor Universitas Kutai Kartanegara Prof. Ince Raden mengapresiasi langkah Bayan Resources dalam memberikan kesempatan kepada mahasiswa, khususnya Provinsi Kalimantan Timur untuk mengembangkan kompetensi dan potensi.
“Hal ini kesempatan emas bagi mahasiswa untuk terus belajar dan menggali potensi untuk berinovasi,” ujarnya.
Sebagai informasi, penandatanganan MoU dihadiri oleh Rektor Universitas Kutai Kartanegara Prof. Ince Raden, Direktur Utama PT Bayan Resources, Tbk, Dato Dr. Low Tuck Kwong, Direktur Operasional PT Bayan Resources Lim Chai Hock, Direktur Keuangan PT Bayan Resources Alastair Mcleod, serta disaksikan Bupati Kutai Kartanegara Edy Damansyah, dan perwakilan Kementerian ESDM Ayi Ruhiyat.
