“Stok daging beku pada gerai-gerai mitra di provinsi ini hampir habis, sehingga kami menambah stok 14 ton guna memenuhi kebutuhan daging menjelang hingga Iduladha,” kata Kepala Bulog Sulteng David Susanto, dilansir dari Antara, Senin, 4 Juli 2022.
Ia menjelaskan nantinya stok daging kerbau beku yang baru didatangkan dari India ini selain mengantisipasi kenaikan harga juga menjaga ketersediaan daging di pasar-pasar tradisional setempat.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dirinya memprediksi harga daging berpotensi melonjak usai Lebaran Haji nanti, karena provinsi ini merupakan salah satu daerah penyuplai ternak sapi ke Pulau Kalimantan, sehingga dapat memengaruhi harga daging.
Faktor lainnya adalah meluasnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terhadap hewan ternak sapi di sejumlah daerah, sehingga pihaknya memastikan daging yang beredar di masa Iduladha dan setelahnya nanti terbebas dari penyakit tersebut.
“Situasi seperti ini sudah terjadi lama, di mana Sulteng mengirim sapi dalam jumlah banyak keluar daerah, sehingga ketersediaan daging dalam daerah perlu dijaga,” tutur David.
Menurutnya, daging kerbau beku impor didistribusikan ke mitra yang memiliki gerai Rumah Pangan Kita (RPK) dengan kapasitas lemari pendingin menampung 250 hingga 500 kilogram. Ia mengemukakan kesanggupan pihaknya mengimpor 14 ton daging beku karena menyesuaikan daya tampung lemari pendingin.
“Sebagai alternatif, jika mitra tidak mampu memasarkan jumlah daging maka penjualan dilakukan lewat pasar murah. Meski begitu Bulog optimistis penjualan daging kerbau beku dapat terserap optimal,” ujar David.
Ia menambahkan dari sisi harga, daging kerbau beku cukup terjangkau, bila mengacu pada harga pasaran daging pada momen sebelumnya dijual seharga Rp85 ribu per kilogram. “Paling penting daging kerbau beku ini harganya tidak seperti daging sapi pada umumnya di pasar tradisional mencapai Rp140 hingga Rp150 ribu per kilogram,” pungkas David.
(ABD)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.