BNI Kucurkan Pinjaman Rp 500 Miliar ke Pabrik Baja GRP

redaksiutama.com – PT Gunung Raja Paksi (GRP) menjalin kerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI dalam inisiatif strategi environmental, social and governance (ESG). GRP menjadi pabrik baja pertama yang mendapatkan sustainability linked loan (SLL) sebesar US$32 juta atau ekuivalen dengan Rp 500 miliar melalui BNI.

Kerja sama yang dijalin GRP sebagai anggota Gunung Steel Group, salah satu pembuat baja swasta terbesar di Indonesia ini bersama BNI ini dijalin guna mewujudkan ekonomi berkelanjutan. Adapun kredit bilateral lima tahun yang telah ditandatangani sejak Juni 2022 akan digunakan untuk mendanai salah satu inisiatif keberlanjutan GRP, yang mencakup proyek Light Section Mill (LSM) yang baru saja diresmikan.

Awal kerja sama ini ditandai kunjungan langsung ke Pabrik GRP oleh Direktur Enterprise & Commercial Banking BNI, Muhammad Iqbal serta General Manager Divisi Enterprise Banking, Rangga Bhirawa. Rombongan dari BNI disambut Chief Financial Officer GRP Roymond Wong, serta Head of Sustainability GRP Sheren Omega di Cikarang Barat Bekasi.

Direktur Enterprise & Commercial Banking BNI, Muhammad Iqbal mengatakan GRP adalah pelaku industri yang cukup terdepan dalam menerapkan metode produksi yang berkelanjutan. BNI sebagai pionir green banking di Indonesia berharap dapat terus mendorong perubahan menuju masa depan kegiatan usaha yang berkelanjutan. Serta mendorong kerja sama bisnis yang menyeluruh dengan GRP.

“Kami sangat berterima kasih karena diberikan kesempatan ikut bersama berkontribusi dalam mewujudkan green ekonomi. Tentunya BNI dan GRP ke depannya juga akan mengoptimalkan potensi pembiayaan value chain perusahaan, cash management, payment channel, supply chain financing, pembiayaan KUR ke para mitra serta produk konsumer karyawan, baik dana maupun pinjaman, tentunya dengan menyediakan solusi digital yang solid bagi GRP,” jelas Iqbal dalam keterangan tertulis, Rabu (28/12/2022).

Lebih lanjut, Chief Financial Officer GRP, Roymond Wong mengungkapkan kerja sama ini merupakan lanjutan dari rangkaian insiatif perusahaan setelah peresmian ESG Strategy Handbook bulan Oktober lalu yang prosesnya berkolaborasi dengan PT ERM Indonesia. Proses penilaian ESG Risk Rating ini dilakukan oleh pihak independen dan berskala internasional. Dengan diserahkannya kedua laporan ini kepada pihak bank, perusahaan akan mendapatkan insentif ekonomi lebih lanjut.

Roymond menambahkan pihaknya berkomitmen meningkatkan efisiensi operasional melalui penurunan konsumsi energi, sehingga diharapkan mampu berkontribusi positif pada pengurangan emisi karbon. Selain itu, GRP juga berkomitmen mendukung program pemerintah dalam mewujudkan net zero emission (NZE) pada 2060 melalui Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Net Zero Hub.

“Kami mengapresiasi dukungan BNI ini. Tentunya, langkah strategis bersama ini tidak hanya mendorong metode produksi yang berkelanjutan bagi GRP, tetapi juga memungkinkan Indonesia untuk mempercepat upaya dekarbonisasi,” kata Roymond.

Sebagai informasi, proyeksi baru-baru ini oleh PwC dan Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) mengungkapkan penggunaan baja di Indonesia telah mencapai 18,1 juta ton, meningkat 7,6% dibandingkan tahun 2021.

Studi yang sama juga memproyeksikan perkiraan konsumsi baja 2050 adalah 125 juta ton. Sebagiannya didorong oleh sektor konstruksi yang dengan sendirinya menyumbang hingga 75% dari permintaan baja.

error: Content is protected !!