redaksiutama.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengantongi banyak pipeline initial public offering (IPO). Namun, sejumlah pencatatan sahamnya (listing) sepertinya bakal mundur.
“Dengan mempertimbangkan waktu sampai akhir tahun 2022 sudah semakin pendek, kemungkinan terjadi perubahan jadwal pencatatan yang sebelumnya direncanakan tahun 2022 menjadi tahun 2023,” terang Direktur BEI I Gede Nyoman Yetna, dikutip Selasa (13/12/2022).
Sebagai informasi, per 9 Desember kemarin, BEI telah mengantongi 42 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham di BEI. Berikut klasifikasi calon emiten tersebut.
• 2 Perusahaan dari sektor Basic Materials• 2 Perusahaan dari sektor Industrials;• 4 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic;• 2 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals;• 7 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals;• 6 Perusahaan dari sektor Technology;• 3 Perusahaan dari sektor Healthcare;• 5 Perusahaan dari sektor Energy;• 2 Perusahaan dari sektor Financials.• 6 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate.• 3 Perusahaan dari sektor Infrastructures.
Berdasarkan data di atas, perusahaan pada sektor Consumer Cyclicals, Technology, Energy, Properties & Real Estate paling banyak pada pipeline pencatatan saham, sedangkan sisanya tersebar pada sektor lainnya.
Sampai dengan 9 Desember 2022, ada 58 Perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan jumlah dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 32,7 Triliun.
Nyoman menambahkan, saat ini terdapat 1 perusahaan yang sedang melakukan proses penawaran umum di sistem e-IPO, yaitu PT Venteny Fortuna International Tbk (VTNY) dan sesuai jadwal akan dicatatkan tanggal 15 Desember 2022.
“Apabila saham VTNY telah tercatat di BEI, maka total saham yang tercatat di BEI tahun 2022 berjumlah 59 saham atau naik 9% dibandingkan tahun 2021 yang berjumlah 54 saham dan lebih tinggi dibanding rekor all time high BEI pada tahun 2018 yang berjumlah 57 saham,” terang Nyoman.