Merdeka.com – Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyebut ada sejumlah negara yang sengaja memanfaatkan situasi perang Rusia dan Ukraina untuk kepentingan ekonomi. Meski begitu, dirinya tidak menyebutkan negara yang dimaksud.
“Terkait konflik Ukraina sama Rusia, ada beberapa negara yang memanfaatkan ekonomi dari kondisi itu. Ada,” ujar Bahlil dalam konferensi pers Ekonomi Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat di Kantor BKPM Jakarta, Senin (8/8).
Bahlil melanjutkan, situasi serupa juga berpotensi muncul pada konflik antara China dan Taiwan. Gesekan antar kedua negara sendiri dipicu oleh kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan pada beberapa waktu lalu.
Bahlil menerangkan, perang sendiri tidak sepenuhnya menghentikan aktivitas ekonomi. Mengingat, perang justru akan menimbulkan potensi ekonomi baru yang dapat dimanfaatkan oleh sejumlah negara.
“Ingat ada satu cerita di dunia sekarang, perang itu bukan berarti ekonomi tidak jalan. Bahkan, ada sebagian yang mencari manfaat (ekonomi) positif,” tandasnya.
Sebelumnya, pemerintah waspadai potensi terjadinya perang antara China dan Taiwan terhadap ekonomi Indonesia. Mengingat hubungan ekonomi Indonesia-China cukup intens.
“Yang harus kita pantau juga adalah bagaimana pertumbuhan ekonomi China itu terkoreksi cukup dalam karena kita punya hubungan ekonomi yang cukup intens dengan China,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu dalam Taklimat Media Jakarta, Senin (8/8).
Dia menjelaskan perkembangan ekonomi di negara tirai bambu itu sedikit banyak akan memengaruhi aktivitas ekonomi di Tanah Air. Sehingga Indonesia bisa melakukan antisipasi atau melakukan diversifikasi dari gejolak ekonomi yang terjadi di sana.
“Kita harus melihat bagaimana dampak dari perlambatan perekonomian China ini terhadap aktivitas ekonomi ini Indonesia. Dan juga bagaimana kita melakukan diversifikasi dari aktivitas ekonomi kita sehingga tidak hanya tergantung kepada China,” sambungnya.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah saat ini memperluas jaringan ekspor produk ke India dan beberapa negara lainnya. Hal ini sebagai upaya mempertahankan kinerja ekspor ketika ekonomi di China terganggu.
“Kita perkuat ke India dan beberapa negara-negara lainnya,” jelasnya. [azz]
Baca juga:
Pandemi Hingga Ancaman Resesi Jadi Pacuan IKM Perkuat Bisnis
Jokowi Minta APBN 2023 Siap Hadapi Gejolak Ekonomi Kemungkinan Lebih Parah dari 2022
Tak Hanya Perang Ukraina, Ketegangan China-Taiwan Bisa Ganggu Harga Komoditas
Sri Mulyani: Ketegangan China dan Taiwan Buat Dunia Makin Tidak Aman
Moeldoko Ajak Rakyat Bersiap Hadapi Ancaman Krisis Pangan
Dapat Bocoran dari IMF, Jokowi: Tahun Ini akan Sangat Sulit, Tahun Depan Bakal Gelap
Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.