redaksiutama.com – Minat masyarakat terhadap transportasi laut kapal perintis di berbagai wilayah terpencil, terluar, tertinggal, dan perbatasan (3TP) terus meningkat, termasuk di Jayapura, Papua.
Kepala KSOP Jayapura Agustinus mengungkapkan, angkutan laut perintis di Pelabuhan Jayapura terus mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Ini tercermin dari realisasi tren penggunaan perintis untuk jumlah muatan pada penumpang dan barang sampai bulan Agustus yang terus mengalami kenaikan.
“Saat ini Pelabuhan Jayapura sebagai pangkalan dalam pelayaran perintis melayani jaringan lintasan pada Trayek R-93 dan R-95 dengan 2 armada kapal negara perintis dioperatori oleh PT Bayu Bahari Nusantara Line dan pada Trayek R-91, R-92 dan R-94 dilayani 3 armada kapal negara atau penugasan dengan operator PT Pelni,” tutur dia, dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (15/10/2022).
Peningkatan muatan yang signifikan terjadi di Trayek R-93 sampai dengan Agustus lalu, dengan realisasi muatan barang yang dilakukan armada KM Lestari Permai mencapai 277 ton dan penumpang 720.000 orang. Sementara realisasi muatan barang KM Sabuk Nusantara mencapai 66 ton dan penumpang mencapai 7.167 orang.
“Pelayanan kapal-kapal perintis masih menjadi primadona dan pilihan utama dalam pergerakan orang dan distribusi logistik di Pelabuhan Jayapura dan menjangkau wilayah-wilayah pesisir yang dikenal dengan sebutan wilayah 3TP (terpencil, tertinggal, terluar dan perbatasan),” ujar Kepala Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut & Usaha Kepelabuhan KSOP Jayapura, Willem Thobias Fofid.
Dongkrak perekonomian
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jayapura Alfons Awoitouw menilai, kapal perintis di Pelabuhan Depapre sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Ini ditandai dengan hadirnya jenis usaha terkait di pelabuhan.
“Hal ini tentu dipandang selaras dengan pengembangan program strategis nasional Tol Laut yaitu layanan kapal perintis dengan elemen pendukungnya pada jaringan trayek dan kapal,” ujarnya.
Peningkatan trayek pelayaran perintis juga dinilai menjawab isu-isu strategis seperti geostrategis dan geopolitik perdagangan Indo Pasifik. Akademisi Hubungan Internasional, FISIP Universitas Cenderawasih Laus bilang, saat iin Pelabuhan Depapre dalam proses pengembangan menjadi Pelabuhan Hub Internasional.
“Ini merupakan sinergitas Pemerintah Provinsi Papua dengan Kementerian Perhubungan melalui KSOP Jayapura yang merupakan UPT dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut di Provinsi Papua,” ucapnya.