Ambisi Ekonomi Dubai: Kumpulkan Investasi Jumbo Rp 134 Kuadriliun!

redaksiutama.comDubai mengumumkan rencana ekonomi 10 tahunan dengan menargetkan penarikan investasi sebesar US$ 8,7 triliun atau sekitar Rp 134 kuadriliun (kurs Rp 15.500). Rencana besar ini ditujukan untuk mendorong perdagangan dan investasi asing.

Sheikh Mohammed bin Rashid al Maktoum, penguasa Dubai menyatakan pihaknya ingin membuat pusat peradaban Uni Emirat Arab (UEA) itu menjadi unggulan pada peta perekonomian global.

“Dubai akan menempati peringkat sebagai salah satu dari empat pusat keuangan global teratas dengan peningkatan FDI menjadi lebih dari US$ 177 miliar selama dekade berikutnya,” kata Sheikh Mohammed dilansir dari CNBC, Kamis (5/1/2023).

Dia memaparkan akan ada lebih dari 300.000 investor global yang ditargetkan membantu membangun Dubai menjadi kota global dengan pertumbuhan tercepat.

Setidaknya akan ada 100 proyek transformasi masa depan yang termasuk dalam peta jalan ekonomi sepuluh tahun. Salah satunya adalah dengan meningkatkan investasi sektor swasta.

Dubai bertujuan untuk menggandakan ukuran ekonominya dalam dekade berikutnya dan menjadi salah satu dari 3 kota ekonomi teratas di seluruh dunia.

Berita itu muncul hanya beberapa hari setelah Dubai mengumumkan penghentian pajak 30% yang tinggi untuk alkohol. Ini menjadi langkah yang tampaknya dilakukan untuk meningkatkan pariwisata dan bisnis.

Besarnya tujuan ekonomi kota ini mungkin menimbulkan keraguan, tetapi pakar keuangan di Dubai percaya bahwa tujuan tersebut dapat dicapai.

“Ini ambisius, tetapi tidak ada alasan untuk meragukan target tersebut mengingat sejarah ekonomi Dubai dan catatan reformasi besarnya,” ungkap Tarek Fadlallah, CEO Timur Tengah di Nomura Asset Management.

Karim Jetha, kepala investasi di firma manajemen aset yang berbasis di Dubai, Longdean Capital, mencatat pesaing ketat Arab Saudi di dekatnya sendiri menginvestasikan triliunan untuk melepaskan citranya yang tertutup dan konservatif serta menarik pariwisata dan investasi asing.

“Ketika negara-negara tetangga seperti Arab Saudi membuka diri dan berupaya menangkap lebih banyak bisnis regional, Dubai menetapkan pandangannya lebih tinggi dan berupaya menjadi pusat global,” ungkap Karim Jetha.

error: Content is protected !!