Aksi Borong Emas Dimulai, Harganya Diramal Terbang Pekan Ini!

redaksiutama.com – Harga emas melandai di awal pekan ini. Namun, banyaknya sentimen positif pada pekan ini diproyeksi bakal membuat sang logam bertenaga kembali.

Pada perdagangan Senin (5/12/2022) pukul 06:02 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.797,31 per troy ons. Harga emas melandai 0,03%.

Dalam sepekan, harga emas masih menguat 3,2% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga masih melonjak 6,9% sementara dalam setahun naik tipis 1,1%.

Kepala market strategist SIA Wealth Management, Colin Cieszynski, memperkirakan harga emas masih bisa merangkak naik meskipun nantinya bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga.

“Investor akhirnya mulai menyadari jika emas masih menjadi aset defensive yang aman. Emas terus memainkan perannya itu,” tutur Cieszynski, dikutip dari Kitco News.

Emas melesat pada pekan lalu bahkan sempat kembali menembus level US$ 1.800 per troy ons. Faktor utamanya adalah penyataan Chairman The Fed Jerome Powell mengenai moderasi kenaikan suku bunga acuan The Fed ke depan.

Selain pernyataan The Fed, emas juga memiliki faktor penopang penting lainnya. Head of currency strategy Forexlive.com, Adam Button, mengatakan emas diuntungkan oleh naiknya permintaan menjelang libur akhir tahun.

Emas juga masih memiliki faktor penopang lain, yakni perkembangan di China.

Sejumlah wilayah kini mulai melonggarkan pembatasan menyusul aksi protes menentang kebijakan zero Covid-19. China adalah importir terbesar emas sehingga pelonggaran pembatasan akan berdampak besar ke emas.

“Tren pembelian emas pada Desember sudah dimulai. Sementara dolar AS melandai, semua faktor kini mendukung emas penguatan emas,” tutur Button.Indeks dolar pada pekan lalu ditutup melemah 104,55. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 26 Juni 2022 atau lima bulan lebih.Masih positifnya proyeksinya emas ke depan terlihat dari survei Kitco News Gold Survey. Dalam survei yang melibatkan 18 analis emas dari Wall Street tersebut, sebanyak 67% analis meyakini emas akan menguat. Kondisi perekonomian saat ini masih bullish untuk sang logam mulia. Sebanyak 33% analis melihat pergerakan emas akan sulit ke depan.

Sebanyak 1.018 suara yang ikut dalam polling online Main Street juga menunjukkan 70% responden yakin emas akan menguat pekan ini. Hanya 18% yang memproyeksi emas akan melemah pekan ini.

Darin Newsom, analis senior market Barchart bahkan meyakini emas akan mampu bergerak di kisaran US% 1.800 sepanjang pekan.

Namun, ekonom CIBC Katherine Judge mengingatkan pelaku pasar untuk tidak terlalu bersuka cita menyambut pernyataan dovish Powell. Bagaimanapun inflasi AS masih jauh di atas target The Fed di kisaran 2%.

Inflasi AS melandai ke 7,5%(year on year) pada Oktober 2022 dari 8,2 (yoy) pada September.

Terlebih, data non-farm payroll juga membaik. AS melaporkan tambahan tenaga kerja pada November 2022 mencapai 263.000. Angka ini lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yakni 200.000. Masih kencangnya tenaga kerja AS menjadi kekhawatiran karena bank sentral The Fed bisa kembali menaikkan secara bunga secara agresif.

“The Fed mencoba memperlambat pertumbuhan tenaga kerja untuk membawa inflasi sesuai target dan data tenaga kerja November tidak mendukung tersebut,” ujar Judge.

TIM RISET CNBC INDONESIA

error: Content is protected !!