Dalam pertemuan dengan Gubernur JBIC Nobumitsu Hayashi, Airlangga mengajak JBIC untuk meningkatkan investasinya di Indonesia. Apalagi menurut survei JBIC tentang ‘Promising Countries for Overseas Business‘ pada 2021, Indonesia berada di urutan keenam di bawah Vietnam dan Thailand.
“Indonesia masih di peringkat keenam atau di bawah Vietnam dan Thailand. Indonesia ingin lebih tinggi dari Vietnam dan Thailand, ini alasan utama kenapa kami menemui JBIC di Tokyo,” kata Airlangga, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 26 Juli 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
JBIC memiliki spesialisasi yang salah satunya adalah pembiayaan di sektor energi. Hal ini tentunya sejalan dengan beberapa proyek infrastruktur utama Indonesia seperti Pembangkit Listrik Tanjung Jati-B, Jawa 1, dan pembangkit panas bumi Sarula dan Muara Laboh, serta proyek LNG Tangguh.
Airlangga menambahkan bahwa fokus Indonesia untuk dua tahun ke depan adalah memulihkan ekonomi dan kembali mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjutan, yang salah satunya didukung oleh ketersediaan infrastruktur energi.
Pemerintah Indonesia segera mengambil langkah konkret untuk melaksanakan transisi energi ke Energi Baru dan Terbarukan (EBT) untuk mencapai Nationally Determined Contributions (NDC) pengurangan emisi karbon 29 persen pada 2030.
Pemerintah Jepang juga telah melakukan banyak kolaborasi dengan Indonesia dalam pengurangan emisi karbon. Salah satunya melalui skema Joint Crediting Mechanism (JCM). Skema ini juga sedang dipertimbangkan sebagai bagian dalam kerja sama pendanaan JBIC dengan Indonesia dalam program transisi energi.
“Indonesia negara sangat strategis dan merupakan customer JBIC terpenting. Dukungan JBIC di bidang energi dengan mendukung listrik 11,6 GW yang sangat membantu pembangunan ekonomi Indonesia,” ujar Gubernur JBIC Hayashi.
Selain membahas mengenai investasi sektor energi, pertemuan juga membahas pengembangan sektor otomotif di Indonesia karena hampir 90 persen prinsipal di Indonesia berasal dari Jepang dan JBIC ikut membiayai pengembangan sektor otomotif.
Airlangga juga menyampaikan harapan agar JBIC mendorong investasi di sektor lain yang sangat potensial, terutama sejak masa pandemi dan krisis global ini, yaitu sektor kesehatan (medical) dan sektor pangan (food). Bahkan JBIC mendukung tawaran investasi di bidang pangan dan pupuk.
“Kami sangat senang mendengar bahwa proyek-proyek utama di Indonesia akan menjadi prioritas bagi JBIC. Indonesia yang mempunyai populasi dan ukuran ekonomi terbesar di kawasan sangat tepat untuk menjadi prioritas utama JBIC,” pungkas Airlangga.
(ABD)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.