Ada Quiet Quitting hingga PHK Massal di 2022, Tahun Depan Apa Lagi?

redaksiutama.com – Tren karier terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Jika saat ini quite quitting atau biasa diartikan bekerja sesuai dengan porsinya, dan marak pemutusan hubungan kerja (PHK) tengah menjadi tren, lalu apa selanjutnya?

Dikutip dari CNBC, Selasa (27/12/2022), salah seorang karyawan, Chandra Sahu bercerita, ia meninggalkan pekerjaannya di sebuah bank investasi pada masa pengunduran besar-besaran tahun lalu. Ia ingin mencari pekerjaan yang menawarkan banyak fleksibilitas.

Ia mengatakan, ingin mencari pekerjaan yang memungkinkan dirinya menunjukkan kreativitasnya dan kemudian ia menjatuhkan pilihan ke perusahaan rintisan atau startup.

“Saya ingin bekerja di ruang di mana saya bekerja sama dengan tim, di mana masih memiliki energi cepat yang Anda miliki di perbankan, tetapi sangat fokus pada pengguna dan ruang masalah,” kata Sahu.

Sahu juga mengatakan, mengejar minat juga penting bagi dirinya. “Saya benar-benar mencoba memprioritaskan memberi ruang bagi kebiasaan dalam hidup saya, dan pada akhirnya mengarah pada jenis kehidupan yang ingin saya jalani,” katanya.

Mengutamakan kualitas hidup karyawan merupakan salah satu tren karier tahun ini. Bagi banyak perusahaan, ini akan menjadi perubahan budaya.

“Ini benar-benar melihat karyawan secara lebih holistik,” kata konsultan manajemen Christine Spadafor.

Meski begitu, usai pengunduran diri besar-besaran banyak pekerja menyesal. Mereka mengakui, bahwa mereka seharusnya tetap bertahan. Menurut beberapa ahli, dilema di tempat kerja dapat berubah di tahun-tahun mendatang.

“Anda melihat sedikit lebih banyak keraguan untuk bergerak,”kata William Crawford Stonehouse III, pendiri dan presiden Crawford Thomas Recruiting di Orlando, Florida.

Terlepas dari maraknya PHK massal di perusahaan besar, banyak pengusaha perlu mempertahankan para pekerja yang produktif.

“Tingkat pengangguran masih sangat rendah sehingga jika Anda berbicara dengan 10 pemilik bisnis menengah di Amerika saat ini, mereka semua akan memberi tahu Anda bahwa mereka benar-benar akan mempekerjakan seseorang jika mereka dapat menemukan orang tersebut,” kata Stonehouse.

Lebih lanjut, Sahu mengatakan, dia tidak khawatir mencari pekerjaan baru ketika meninggalkan pekerjaan lamanya pada 2021. Startup yang dia ikuti kemudian diakuisisi oleh perusahaan media sosial Pinterest awal tahun ini. Dia kemudian mendapatkan posisi manajer produk yang didambakan di sana dalam waktu kurang dari enam bulan. Sejalan dengan itu, juga masih memiliki waktu untuk yoga, membaca, dan minat lainnya setiap minggu.

Perubahan pekerjaan Sahu dinilai mencerminkan tren lain yang oleh beberapa ahli manajemen tempat kerja disebut sebagai koreksi karier. Alih-alih quite quitting, pekerja dengan sengaja beralih dari budaya yang memuji kerja berjam-jam, menjadi budaya yang memberi nilai lebih pada kehidupan karyawan di luar pekerjaan.

“Individu pasti berusaha menggunakan hak mereka untuk mencari pekerjaan di mana saja yang memenuhi kebutuhan mereka, kebutuhan keluarga mereka, kebutuhan pekerjaan mereka, kebutuhan lokasi mereka – semua itu,” kata Christie Smith, Global Lead of Accenture’s Talent & Organization Practice.

error: Content is protected !!
Exit mobile version