Saham Wall Street Berjatuhan Jelang Pengumuman The Fed

Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harga saham di Bursa Wall Street hingga raksasa ritel Walmart Inc (WMT.N) mengalami penurunan tajam, hingga membuat pergerakan keduanya mencatatkan rapor merah pada perdagangan Rabu (27/7/2022).

Runtuhnya saham–saham ini terjadi akibat adanya kekhawatiran investor akan kenaikan suku bunga Federal Reserve serta pengetatan pasokan gas akibat krisis yang membayangi pasar Eropa.

Tekanan ini yang membuat para investor memperketat laju saham hingga harganya anjlok, melanjutkan penurunan pada sesi sebelumnya.

“Investor khawatir tentang pertumbuhan dan perasaan tidak pasti menjelang data ekonomi utama yang akan dirilis minggu ini. Jika mereka mencapai 100 basis poin, itu mungkin akan mengejutkan pasar,” kata Carol Schleif, wakil kepala investasi di BMO Family Office.

Reuters mencatat Indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 228,5 poin atau 0,71 persen, menjadi 31.761,54 poin. Penurunan juga terjadi pada Indeks S&P 500 yang telah kehilangan 45,79 poin atau 1,15 persen, menjadi 3.921,05 poin.

Disusul Indeks Komposit Nasdaq yang ditutup anjlok 220,09 poin atau 1,87 persen, menjadi 11.562,58 poin.

Tidak hanya saham Wall Street saja yang mencatatkan penurunan, indeks Walmart juga ikut merosot sebanyak 7,6 persen, penurunan ini terjadi tepat setelah emiten ritel itu memangkas perkiraan laba tahunan pada Senin malam (25/7/2022).

Imbas lonjakan harga serta bahan bakar di pasar global.

Baca juga: Bursa Saham Asia-Pasifik Anjlok Menjelang Pertemuan The Fed

Rapor merah juga terlihat pada saham otomotif, tercatat indeks General Motors anjlok sebanyak 3,3 persen setelah perseroan mengumumkan bahwa laba bersihnya meleset turun dari target awal, akibat gangguan rantai pasokan di tengah perang Rusia dan lockdown global.

Gejolak pasar menjelang pengumuman kebijakan The Fed tak hanya membuat pergerakan sejumlah saham turun, tapi juga telah membuat harga pangan dan energi makin memanas.

Baca juga: Dibayangi Pengetatan Kebijakan The Fed, Harga Emas Anjlok di Kisaran 1.700 Dolar AS

Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memangkas perkiraan pertumbuhan global sebesar 3,2 persen untuk PDB riil global pada tahun 2022, angka ini turun dari perkiraan awal dimana saat itu IMF mematok PDB di angka 3,6 persen.

Meski kekhawatiran konsumen tengah melemah, namun adanya rencana kenaikan suku bunga AS  telah membuat indeks dolar mencatatkan kenaikan pada perdagangan Rabu menjadi 0,752. Sebelumnya dolar terus menunjukan pelemahan harga pada pasar global.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!