Rusia Sebut Negara Barat Tak Ingin Konflik Ukraina Berakhir secara Damai

Juru bicara Kepresidenan Rusia mengatakan bahwa negara-negara barat saat ini masih menginginkan konflik Rusia-Ukraina tetap dilanjutkan

MOSKOW, JITUNEWS.COM – Juru bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, pada Minggu (3/7) menilai pemerintah Amerika Serikat dan sekutunya sejauh ini masih berharap jika konflik Ukraina-Rusia tetap berlanjut, dan mencegah pemerintah Ukraina untuk mempertimbangkan kemungkinan pembicaraan damai.

Ketika ditanya tentang alasan potensial yang menyebabkan Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Prancis Emmanuel Macron tidak lagi melakukan kontak dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Peskov menyebut bahwa ini adalah tanda yang menunjukkan bahwa para pemimpin barat tidak tertarik untuk mencapai perdamaian melalui dialog dan negosiasi.

“Saat ini, negara-negara barat secara aktif bertaruh pada perang yang berkelanjutan,” kata Peskov dikutip Rossiya 1.

Turki Akan Terus Tingkatkan Kemampuan Militernya hingga Jadi yang Terkuat di Dunia

“Posisi negara-negara barat – yang dipimpin oleh Washington – mengarah pada situasi di mana mereka membuat pemerintah Ukraina tidak berpikir atau berbicara atau mendiskusikan perdamaian,” tambah juru bicara presiden Rusia itu.

Meski demikian, ia meyakini bahwa “akal sehat” pada akhirnya akan menang dan kedua pihak, baik Ukraina maupun Rusia, akan kembali ke meja perundingan.

“Sekarang, permintaan untuk menenangkan situasi rendah,” komentar Peskov, menambahkan bahwa “kami yakin … bahwa waktu untuk pembicaraan akan tiba.”

Menurutnya, Kiev masih harus “sekali lagi memahami” semua tuntutan yang diajukan oleh Moskow sebelum pembicaraan dapat dilanjutkan. Ia menambahkan bahwa pemerintah Ukraina sangat menyadari posisi Rusia dan hanya perlu “duduk di meja [negosiasi]” dan “menandatangani dokumen yang sebagian besar telah disepakati.”

Moskow dan Kiev memulai pembicaraan damai hanya empat hari setelah dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina pada akhir Februari. Kedua belah pihak telah mengadakan beberapa putaran negosiasi secara langsung di Belarusia dan kemudian melanjutkan pembicaraan melalui tautan video. Pada akhir Maret, delegasi dari Rusia dan Ukraina kembali bertemu di Istanbul, Turki.

Namun, sejak itu, pembicaraan benar-benar terhenti, setelah pemerintah Ukraina bersikeras mengatakan bahwa mereka hanya akan kembali ke meja ketika berada dalam “posisi negosiasi yang lebih kuat.”

Pada bulan April, Putin menuduh Kiev sengaja membawa proses itu ke jalan buntu. Peskov mengatakan pada saat itu bahwa Rusia telah memberi Ukraina soal rancangan perjanjian dan sedang menunggu tanggapan.

Senjata Kiriman NATO untuk Ukraina Dijual di Darkweb


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!