MTI: Proyek Kereta Gantung Di IKN Harus Perhatikan Aspek Keamanan Kepala Pemerintahan

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno menyarankan agar layanan transportasi perkeretaapian di Ibu Kota Nusantara (IKN) mempertimbangkan aspek keamanan kepala pemerintahan.

Kereta gantung, kereta perkotaan, kereta antar kota dan kereta Trans Kalimatan akan dibangun di Kawasan Ibu Kota Negara. Ide kereta gantung di Kawasan Induk Pusat Pemerintahan (KIPP) relative baru.

“Prinsip kehati-hatian memilih trace yang akan dibangun harus memperhatikan aspek keamanan Kepala Pemerintahan, pejabat negara, diplomat asing, karena menyangkut keberadaan Istana Negara sebagai tempat tinggal Presiden dan keluarga,” ujar Djoko dalam keterangannya, Senin (1/8/2022).

Selain itu, juga harus mempertimbangkan sejumlah aspek. Di antaranya, pertama, pertimbangan lingkungan, sosial, dan rekayasa teknis. Alinyemen koridor pada tingkat konsep telah disempurnakan untuk menghindari atau memitigasi kendala lingkungan dan sosial.

“Kedua, konektivitas sistem transit menghubungkan pelabuhan, bandar udara (bandara), Kota Balikpapan, Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), Kawasan Ibu Kota Negara (KIKN), dan Kawasan Pengembaangan Ibu Kota Negara (KPIKN) untuk mengintegrasikan pusat-pusat kegiatan di tiga kota,” tutur Djoko.

Baca juga: Pemerintah Jajaki Penerapan Teknologi Qualcomm untuk New Smart Metropolis IKN

Ketiga, menurut Djoko, selain konektivitas rel kereta api, konsep rel juga mencakup konektivitas rel regional untuk transportasi barang antara gerbang utama, seperti pelabuhan dengan kawasan industri.

Ia memaparkan, kriteria pemilihan koridor kereta gantung harus menghubungkan cluster kantor pemerintahan dengan komersial dan pemukiman.

Selain itu juga dapat digunakan sebagai daya tarik wisata, dan terintegrasi dengan moda angkutan lainnya, seperti bus listrik dan kereta api serta terhubung langsung dengan akses menuju ke luar KIPP.

Baca juga: Lanjutkan Pengembangan Mobil Listrik, Hyundai Juga Janjikan Investasi di IKN

“Keunggulan kereta gantung adalah berkapasitas tinggi, dapat menampung hingga 5.000 penumpang per jam, dan hemat energi, membutuhkan lahan yang minim,” terangnya.

Selain itu juga, membutuhkan biaya investasi, operasional dan perawatan yang rendah atau 50 persen biaya sistem trem dan 10 persen sistem kereta bawah tanah, dapat beroperasi tanpa pengemudi dan ditambah biaya pemeliharaan yang rendah.

Baca juga: Arsitek Harapkan Sentuhan Etnik yang Kuat di Pembangunan Infrastruktur Pemerintahan IKN

“Membutuhkan waktu pembangunan yang singkat, ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan emisi CO2 yang sangat minim, dan berdampak minimal terhadap lansekap kota,” tutur Djoko.

Djoko berujar, pembangunan perkeretaapian di Kawasan Ibu Kota Negara dapat ditawarkan pada sejumlah investor dalam maupun luar negeri untuk meminimalkan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!