Bisnis  

Langkah Awal Menjadi Investor Saham

redaksiutama.com – Investasi sangat penting dilakukan bagi setiap orang untuk mempersiapkan kebutuhan, baik itu yang sudah direncanakan maupun kebutuhan yang tidak terencana.

Banyak sekali jenis investasi di zaman sekarang. Seperti investasi emas, deposito, obligasi, reksa dana, hingga saham. Namun, sebagian orang menganggap bahwa investasi saham masih riskan untuk dilakukan. Mereka masih memilih untuk investasi emas, hingga properti.

Padahal, investasi saham juga perlu strategi agar tidak rugi. Nyatanya saat ini sudah ada banyak orang yang tertarik untuk berinvestasi saham, baik itu masih mempelajari dari berbagai sumber hingga terjun langsung.

Djumyati Partawidjaja atau Mbak Djum memberikan tipsnya dalam episode yang dapat diakses melalui .

Selain fokus untuk berinvestasi, seorang investor juga harus mengetahui beberapa hal seperti informasi lain yang berhubungan dengan perkembangan pasar modal. Sebab investasi saham bukan jalan pintas untuk menjadi kaya.

Calon investor tetap harus bisa memahami dan belajar agar tetap mendapatkan keuntungan melalui investasi tersebut.

Mbak Djum berpendapat, “Menjadi investor saham itu nggak gampang. Terus terang nggak gampang sama sekali.” Untuk jadi investor saham, para investor tidak bisa datang ke kantor bursa efek.

Mbak Djum juga menjelaskan, investor saat ini lebih dipermudah daripada investor pada beberapa tahun lalu. Karena semua pengajuan untuk menjadi investor saham di perusahaan sekuritas bisa dilakukan di rumah.

Tetapi, calon investor tetap harus memperhatikan dengan baik beberapa hal sebelum terjun untuk investasi saham.

Merangkum dari , ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh calon investor saham sebelum memulai.

1. Menentukan tingkat toleransi terhadap risiko

Berapa besar toleransi kamu terhadap risiko (kemungkinan kamu kehilangan uang saat berinvestasi)? Sebelum memulai berinvestasi, kamu harus menentukan hal ini terlebih dahulu.

Saham dikategorikan dalam berbagai cara, seperti saham kapitalisasi besar, saham berkapitalisasi kecil, saham pertumbuhan agresif, dan saham nilai. Semuanya memiliki tingkat risiko yang berbeda.

Setelah kamu bisa menentukan toleransi risiko, kamu dapat menetapkan pandangan investasi pada saham.

2. Menetapkan tujuan mengapa kamu berinvestasi saham

Jika kamu baru memulai, mungkin tujuan berinvestasi untuk meningkatkan jumlah uang di akun tabungan. Tetapi jika kamu lebih tua, kamu mungkin ingin menghasilkan pendapatan serta menumbuhkan dan melindungi kekayaan.

Tujuan investasi bisa berupa membeli rumah, mendanai masa pensiun, atau menabung untuk uang sekolah lanjutan.

Apa pun tujuannya, tujuan bisa berubah seiring waktu. Pastikan kamu mendefinisikan dan meninjaunya secara berkala sehingga dapat tetap fokus untuk mencapainya.

3. Tentukan gaya berinvestasi

Beberapa investor ingin berperan aktif dalam mengelola investasi mereka, sementara yang lain lebih memilih untuk mengaturnya. Preferensi setiap orang mungkin saja bisa berubah, tetapi kamu harus menentukan gaya pendekatan untuk memulai.

Jika kamu yakin dengan pengetahuan dan kemampuan investasi yang dimiliki, kamu dapat mengelola investasi dan portofolio sendiri.

Untuk pemula, kamu bisa memakai jasa pialang atau penasihat keuangan yang berpengalaman.

Mereka bisa membantu membuat keputusan investasi, memantau portofolio, dan mengubahnya. Termasuk memberi tahu pada kamu risiko dan pemahaman terhadap pasar modal.

4. Pilih akun untuk investasi

Selain menentukan hal-hal di atas, kamu bisa memulai untuk memilih akun atau tempat atau website yang cocok dan aman sebagai tempat kamu berinvestasi saham.

Bagi pemula, hal ini susah dan membutuhkan waktu yang lama karena banyak sekali pertimbangan. Maka dari itu, kamu bisa bertanya pada ahli untuk memberikan saran akun untuk investasi.

5. Belajar melakukan diversifikasi dan mengurangi risiko

Diversifikasi merupakan konsep investasi yang penting untuk dipahami. Singkatnya, dengan berinvestasi dalam berbagai aset, atau melakukan diversifikasi, kamu bisa mengurangi risiko bahwa kinerja satu investasi dapat sangat merugikan pengembalian keseluruhan portofolio investasi.

Mungkin sulit untuk melakukan diversifikasi saat berinvestasi pada saham individu jika anggaran kamu terbatas. Misalnya, hanya dengan Rp1 0.000.000, kamu mungkin hanya dapat berinvestasi di satu atau dua perusahaan. Justru hal ini akan menghasilkan risiko yang lebih besar.

Di sinilah reksa dana dan ETF dapat membantu. Kedua jenis dana tersebut cenderung memiliki sejumlah besar saham dan investasi lainnya. Kedua hal tersebut menjadikan mereka pilihan yang lebih beragam daripada satu atau dua saham saja.

Dengarkan informasi selengkapnya hanya melalui episode di Spotify bersama Djumyati Partadjaja.

Ikuti siniar CUAN agar kamu tidan tertinggal informasi tentang keuangan, investasi, dan finansial melalui .

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

error: Content is protected !!
Exit mobile version