JawaPos.com- Kader-kader PDI Perjuangan Kota Surabaya merayakan HUT Kemerdekaan RI dengan khidmat, penuh rasa syukur, dan diiringi dengan kegembiraan. Peserta juga mengenakan pakaian adat sebagai simbol persatuan dan kesatuan.
Bertempat di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, kader-kader banteng melaksanakan upacara bendera pada Rabu (17/8), pukul 08.30 WIB. Selain para kader, hadir pula kalangan veteran. Mereka menempati kursi undangan.
Jalannya upacara tampak penuh warna. Sebagian kader mengenakan busana adat dari berbagai suku dan daerah di Indonesia. Sebagian yang lain mengenakan seragam kebesaran PDI Perjuangan.
“Kemerdekaan adalah milik seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote. Dan, persatuan adalah menjadi kunci kekuatan kita bersama. Seperti sesanti Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu,” ujar Baktiono, sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, yang bertindak sebagai pemimpin upacara.
Menurut Baktiono, melalui perayaan HUT Kemerdekaan ini pihaknya ingin menunjukkan bahwa keberagaman Indonesia harus terus dirawat. ’’Hanya dengan gotong royong dalam perbedaan itulah, bangsa ini bisa pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat,” ujar Baktiono, yang juga ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya itu.
Beragam pakaian adat dikenakan perwakilan pengurus anak cabang (PAC) dari 31 kecamatan se-Surabaya. Winarti Djunaedi, dari PAC Tambaksari, misalnya. Dia terlihat mengenakan pakaian daerah Bali. “Saya suka karena pakaian Bali simpel, unik dan menarik,” kesan Winarti.
Anik Andayani, pengurus dari Gubeng lain lagi. Perempuan muda itu tampak memakai pakaian adat Papua. “Salam hangat untuk saudara-saudara di Papua,” kata Anik. Kemudian Lilik Suhermi dari Bubutan, yang mengenakan busana adat Minangkabau.
Ada pula pakaian khas Madura yang dikenakan Hosein dan Abdul Malik, kader dari Semampir. “Saya memilih pakaian Madura. Rasanya pas sekali,” kata Hosein.
Sunar, ketua PAC PDIP Jambangan, memilih busana dari Palembang. Lalu, Yanti dari Sukolilo mengenakan busana khas Ning Surabaya. Sementara itu, pakaian adat Jawa dipakai Siti Maryam dari Bulak. “Seru dan bangga sekali. Saya menyiapkan pakaian adat bareng kawan-kawan lain. Guyub dan penuh semangat. Sejak pagi sudah rias, gotong royong bersama,” ujar Yanti.
Seusai upacara, para kader mendengarkan dan melantunkan lagu-lagu daerah. Di antaranya lagu berjudul Gemu Famire asal Maumere, NTT, yang dinyanyikan sambil menari beramai-ramai. Suasana kantor DPC PDI Perjuangan yang diresmikan Megawati Soekarnoputri pada 23 Agustus 2021 itupun terasa penuh keakraban. Kompak dan meriah.
“Kami bersyukur, Indonesia yang kaya ini terus maju, terus terjaga budayanya. Kita warisi api perjuangan Sang Proklamator, Bung Karno dan Bung Hatta, untuk terus merawat kekayaan Indonesia termasuk keragaman budaya,” ujar Adi Sutarwijono, ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya.
Dia berharap, api semangat dan suasana kekompakan dan kesolidan itu terus terjaga. Para kader bekerja keras untuk melayani masyarakat. ’’Kita bangga, PDI Perjuangan semakin melekat di hati rakyat, khususnya masyarakat Surabaya,” kata pria juga ketua DPRD Kota Surabaya itu seusai mengikuti upacara HUT Ke-77 Kemerdekaan RI Balai Kota Surabaya dengan dipimpin Wali Kota Eri Cahyadi.
Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.