Dilansir dari France 24, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut serangan di Odessa memperlihatkan bahwa Rusia memang cenderung ingkar janji.
“(Serangan) ini membuktikan satu hal: tidak peduli apa yang Rusia katakan dan janjikan, mereka selalu mencari cara untuk tidak mengimplementasikannya,” ucap Zelensky dalam sebuah pertemuan dengan sejumlah pejabat Amerika Serikat (AS), berdasarkan keterangan dari kantor kepresidenan Ukraina.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan bahwa serangan di pelabuhan Odessa diibaratkan seperti Moskow yang “meludah ke wajah” Kiev. Penghinaan ini disebut Ukraina dilakukan Rusia setelah keduanya menandatangani kesepakatan ekspor gandum di Istanbul pada Jumat kemarin.
Perjanjian tersebut, yang ditujukan untuk meringankan krisis pangan global, dimediasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Turki.
Odessa adalah satu dari tiga lokasi ekspor gandum yang sudah ditetapkan dalam perjanjian di Istanbul. Sejumlah pejabat Ukraina mengatakan bahwa komoditas gandum berada di pelabuhan Odessa pada saat serangan, namun untungnya tidak sampai terkena hantaman rudal.
Setidaknya enam ledakan terdengar di Odessa, menurut keterangan seorang anggota parlemen Ukraina Oleksiy Goncharenko.
“Rusia menyepakati perjanjian ekspor gandum, tapi langsung menyerang (Odessa) setelahnya. Hal ini memperlihatkan bahwa mereka ingin terus mengancam ketahanan pangan global,” tutur Goncharenko dalam wawancara bersama CNN.
Perwakilan Tinggi untuk Urusan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell “mengutuk keras” serangan Rusia di Odessa. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa Rusia memang cenderung tidak menghormati “aturan dan komitmen internasional.”
Baca: Rusia Serang Fasilitas Gandum di Ukraina, Satu Hari Usai Kesepakatan Pangan
(WIL)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.