Berita Nganjuk
SURYA.co.id | NGANJUK – Dinas Pendidikan Nganjuk mulai persiapkan penerapan kurikulum merdeka di Sekolah.
Hal itu dilakukan dengan menggelah workshop implementasi kurikulum Merdeka jenjang Sekolah Dasar (SD).
Kepala Dinas Pendidikan Nganjuk, Sopingi mengatakan, dibutuhkan langkah cerdas dan langkah awal agar para guru memiliki kesiapan pemahaman dengan istilah-istilah dalam kurikulum merdeka.
“Di antaranya capaian pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, modul ajar, modul projek, dan bagaimana guru dapat mengajar sesuai kebutuhan peserta didiknya,” kata Sopingi, kemarin.
Dijelaskan Sopingi, Program Sekolah Penggerak (PSP) Nganjuk pada tahun pelajaran 2022-2023 memasuki tahun kedua.
Terdaftar sebanyak 26 lembaga sekolah penggerak dari berbagai Kecamatan di Nganjuk.
“Di tahun kedua ini, PSP menyasar kepada guru kelas 2 dan 5. Sedangkan angkatan pertama untuk guru kelas 1 dan 4 pada tahun ajaran 2021-2022,” ucap Sopingi.
Ditambahkan Kepala SDN Sukoharjo Loceret Nganjuk, Djuni Haryono mengatakan, fokus dari program sekolah penggerak dan implementasi sekolah merdeka adalah mengembangkan potensi dan kebutuhan peserta didik.
Hal itu dengan fokus pembelajaran pada siswa dengan menggali potensi, minat, dan karakteristik siswa peserta didik.
“Tentunya, sebelum pembelajaran guru harus melaksanakan assesment diagnostik terkait dengan profil siswa, gaya belajar siswa, serta karakteristik siswa itu sendiri,” kata Djuni Haryono.
Oleh karena itu, ungkap Djuni Haryono, pihaknya berharap para guru kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan guru mapel di sekolah penggerak di Nganjuk dapat menyusun alur tujuan pembelajaran (ATP) dan dapat melaksanakan pembelajaran berbasis project untuk mengembangkan potensi peserta didik serta mewujudkan profil pelajar Pancasila.
“Kami optimistis, sasaran dari kurikulum merdeka dalam pembelajaran siswa dengan penerapan yang tepat akan bisa mencapai sasaran,” ucap Djuni Haryono.
Sementara Kepala SDN 1 Ganungkidul Nganjuk, Lilik Susilowati mengatakan, pihaknya berharap setelah mengikuti kegiatan workshop maka guru kelas, maupun guru mapel mampu mengimplementasikan dimensi pelajaran Pancasila.
“Seperti bertakwa kepada tuhan YME, berakhlak mulia, berpikir kritis, bergotong-royong, serta mandiri. Dengan demikian para siswa tidak hanya cerdas saja, tetapi juga dilandasi oleh iman yang kuat sehingga dapat membentuk pribadi yang sempurna,” tutur Lilik Susilowati.
Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.