Geopolitik Bung Karno Berbasiskan Intelektual, Pemuda Harus Berprestasi di Segala Bidang

Geopolitik Bung Karno Berbasiskan Intelektual, Pemuda Harus Berprestasi di Segala Bidang

Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dalam Seminar Sehari Kebangsaan bertajuk Strategi Pemerintahan Jokowi Menjaga Keamanan Nasional yang digelar Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Senin (18/7). Foto: DPP PDIP

jpnn.com, SALATIGA – Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto mengatakan geopolitik Bung Karno berlandaskan pada intelektual sehingga bisa mengalahkan konspirasi kolonialisme Belanda.

Menurut Hasto, inti utama geopolitik Soekarno bagaimana rakyat Indonesia berjuang membangun kepemimpinan di segala aspek kehidupan.

“Berbicara pemikiran geopolitik Soekarno dalam implementasinya, baik pertahanan dan ketahanan negara, di sisi kampus dan lembaga pendidikan, dan yang lainnya, intinya bagaimana bangsa Indonesia berjuang membangun kepemimpinan di seluruh aspek,” kata Hasto Kristiyanto dalam Seminar Sehari Kebangsaan bertajuk Strategi Pemerintahan Jokowi Menjaga Keamanan Nasional yang digelar Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Senin (18/7).

Sekjen DPP PDI Perjuangan itu memaparkan panjang hasil temuan risetnya yang menjadi disertasi doktoralnya mengenai teori geopolitik Soekarno di Universitas Pertahanan (Unhan) RI.

Menurut dia, ada perbedaan geopolitik Soekarno yang berorientasi membebaskan bangsa di dunia dari penjajahan dan menuju perdamaian abadi dengan ala barat yang didasari ekspansi dan cenderung menjajah.

Hasto mengatakan geopolitik Bung Karno berbasis tradisi intelektual. Dia mencontohkan Indonesia merdeka atau pembebasan Irian Barat, tak menunggu memiliki sumber daya melimpah ruah.

Namun intelektualitas yang memadukan berbagai faktor sumber daya yang ada seperti demografi, teritori, politik, dan lain-lain. Artinya menjadikan seluruh variabel geopolitik sebagai instrument of national power.

“Misalnya dalam pembebasan Irian Barat. Bung Karno mengalahkan konspirasi kolonialisme Belanda. Modalnya hanya Soekarno merancang Konferensi Asia Afrika. Modalnya hanya ide, imajinasi geopolitik, semangat juang, dan hospitality. Hotel disediakan, makanannya disediakan khas kuliner nusantara. Ke semuanya ditampilkan penuh kebanggaan. Namun, hasilnya adalah deklarasi Dasa Sila Bandung yang luar biasa,” urai Hasto.

Kemenangan pasangan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo lalu adalah wujud geopolitik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News


Artikel ini bersumber dari www.jpnn.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!