“Bus listrik buatan INKA ini diupayakan memiliki TKDN lebih dari 50 persen. Ini harus kita apresiasi, apalagi kajian TKDN-nya dilakukan dengan melibatkan rekan-rekan dari banyak perguruan tinggi yang ada di Tanah Air,” ujar Budi, saat meninjau progres pengerjaan bus listrik PT INKA di Kota Madiun, Jawa Timur, dilansir dari Antara, Senin, 18 Juli 2022.
Menurut dia banyak arti yang bisa diambil dari kerja sama antara Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Satu sisi bisa membuka ruang kerja baru bagi produk-produk dalam negeri.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Arti yang lainnya adalah kerja sama ini merupakan bagian dari kecepatan riset dari perguruan tinggi untuk menemukan sesuatu yang selama ini hanya dilakukan di luar negeri.
“Kita tahu, banyak perguruan tinggi memiliki keahlian dan kesempatan untuk melakukan inovasi. Karenanya, saya mengapresiasi Kemendikbud Ristek yang memberikan dana untuk melakukan riset dan hasilnya dituangkan dalam bentuk karya,” katanya.
Pihaknya berharap agar kerja sama tersebut ditingkatkan guna memberi kesempatan dunia pendidikan untuk mengeksplorasi kemampuan untuk melakukan riset yang lebih mendalam.
“Sehingga, komponen-komponen dalam negeri yang sebelumnya tidak bisa dilakukan, kini bisa diproduksi. Sekarang bisa 30 bus, nanti bisa 50, bisa 100, bahkan terus bertambah. Saya yakin bisa dihasilkan. Oleh karenanya, kerja sama seperti ini perlu ditingkatkan,” kata Menhub Budi.
Menhub meminta sejumlah operator BUMN seperti Damri, PT KAI, dan INKA untuk terus mendukung dan membuka kesempatan bagi dunia pendidikan untuk melakukan riset pengembangan teknologi transportasi secara lebih intensif.
“Tidak mungkin dunia industri berjalan sendiri, harus kerja sama dengan sektor pendidikan. Berikutnya kami memberikan kesempatan kepada dunia perguruan tinggi untuk turut serta dalam pengembangan transportasi kereta ringan atau LRT,” pungkas Menhub.
(ABD)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.