Profil Rizal Ramli, ‘Rajawali Ngepret’ yang Disebut Mahfud Makin Ngawur & Bodoh

redaksiutama.com – Menko Polhukam Mahfud Md menyebut mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli makin bodoh dan ngawur. Pernyataan ini dilempar Mahfud usai disebut sebagai orang yang masuk ke dalam kekuasaan menjadi iblis oleh Rizal Ramli.

“Ternyata Rizal Ramli ini makin ngawur dan bodoh. Tunjukkan, kapan saya bilang bahwa setiap orang yang masuk kekuasaan menjadi iblis. Gobloklah pernyataan tersebut. Kapan dan dimana saya bilang begitu? Ayo. Saya bilangnya bukan begitulah tapi begini,” kata Mahfud, demikian dikutip dari akun Twitter Mahfud @mohmahfudmd, Kamis (5/1/2023).

Mahfud pun meluruskan hal tersebut dan menjelaskan konteks yang dimaksud. Menurut Mahfud, ia menyampaikan, jika sistem Pilkada tidak diubah, malaikat pun kalau masuk ke dalam sistem bisa menjadi iblis.

Namun terlepas dari permasalahan ini, seperti apa sih sosok mantan Menteri Perekonomian Rizal Ramli ini?

Melansir dari situs resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, diketahui bahwa Rizal Ramli lahir di Padang, Sumatera Barat, pada tanggal 10 Desember 1954. Ia adalah seorang mantan tokoh pergerakan mahasiswa, ahli ekonomi dan politisi Indonesia.

Di tingkat internasional, Rizal Ramli pernah dipercaya sebagai anggota tim panel penasehat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama beberapa tokoh ekonom dari berbagai negara lainnya.

Karena ingin fokus mengabdi pada negara dan bangsa Indonesia, Rizal pernah menolak jabatan internasional sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP) yang ditawarkan PBB pada November 2013.

Berdasarkan catatan, Rizal Ramli merintis jalan hidup dengan susah payah. Sebagai anak yatim-piatu, ia mesti membiayai sendiri kuliahnya di Iinstitut Teknologi Bandung (ITB). Tekanan hidup itu justru mendekatkan dirinya dengan problematika masyarakat.

Pada 1978, ia ikut dalam gerakan menentang pemilihan kembali Soeharto sebagai presiden. Kejadian itu memberinya ruang di sel selama 18 bulan. Lepas dari penjara, Rizal Ramli banyak meniti pendidikan di luar negeri. Ia memperoleh gelar doktor dari Boston University dan sejurus kemudian memutuskan pulang ke tanah air.

Di Indonesia, Rizal mendirikan Econit (1992). Sebuah lembaga pengkajian ekonomi. Dari Econit inilah, Rizal menuai reputasinya. Ia banyak mengkritisi kebijakan pemerintah yang dirasakan tidak fair bagi masyarakat.

Kiprahnya yang dekat dengan kaum oposisi, membuat Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang mendukung pluralisme, meliriknya untuk ditempatkan pada posisi kepala Bulog pada tahun 2000. Rizal hanya 6 bulan menduduki kursi itu, seterusnya ia diangkat menjadi menteri perekonomian.

Ambruknya, Gus Dur dari pemerintahan juga menjadi akhir karir Rizal di birokrasi. Selanjutnya ia kembali ke Econit. Kinerjanya yang tokcer dalam masa singkat di birokrasi, membuat pemerintah SBY meliriknya untuk menjadi preskom PT Semen Gresik di tahun 2006. Namun, posisi ini hanya digenggam selama 2 tahun.

Tahun 2008, Rizal dipecat yang penyebabnya dibumbui rumor keterlibatannya dalam demo anti-kenaikan harga BBM yang diduga digerakkan Komite Bangkit Indonesia (KBI). KBI adalah gerakan sosial yang didirikan Rizal Ramli bersama rekan-rekannya. Terkait demo-demo yang melibatkan KBI pula, Rizal Ramli juga sempat ditetapkan sebagai tersangka.

Dalam beberapa pernyataan, dia kerap melontarkan istilah jurus ‘rajawali ngepret’ ketika ingin membersihkan sesuatu yang tidak beres. Sehingga tak heran, Rizal Ramli mendapat julukan ‘Rajawali Ngepret’ atau Raja Ngepret.

Ikuti berita menarik lainnya di Google News .

error: Content is protected !!