redaksiutama.com – Federal Reserves alias The Fed memainkan peran utama dalam menggerakkan pasar pada tahun 2022 dalam mendorong kampanye pengetatan moneter saat mencoba memerangi inflasi yang mencapai level tertinggi multi-dekade.
Pejabat Fed dan ekonom memperkirakan suku bunga tetap tinggi tahun depan, dengan penurunan yang tidak mungkin sampai 2024. Tapi itu tidak berarti Fed akan tetap menjadi penggerak utama pasar.
Patrick Armstrong, Kepala Investasi di Plurimi Wealth, melihat berbagai penggerak keuangan akan mengambil alih kendali. “Tahun depan saya pikir Fed tidak akan menentukan pasar. Saya pikir fundamental perusahaan yang dapat menumbuhkan pendapatan, mempertahankan margin mereka, dan mungkin bergerak lebih tinggi,” kata Armstrong kepada CNBC, Sabtu (31/12/2022).
Patrick juga merekomendasi obligasi yang menurutkan akan memberikan hasil nyata dan masuk akal. Pilihan lain, menurut Patrick akan kesulitan memberikan imbal hasil tinggi di tengah inflasi.
“Hasil obligasi memberikan pengembalian nyata sekarang, di atas inflasi. Jadi itu tempat yang masuk akal untuk menaruh modal sekarang, padahal di awal tahun ini tidak masuk akal. Sulit untuk mengharapkan pengembalian di atas inflasi di mana imbal hasil berada,” jelas Patrick.
Imbal hasil Treasury 10 tahun, AS berada di 3,856% pada Jumat, naik cepat dari 1,628% pada awal 2022. Imbal hasil pada catatan benchmark mencapai titik terendah sepanjang masa di 0,55% pada Juli 2020. Imbal hasil obligasi bergerak berbanding terbalik dengan harga.
Patrick juga menyebutkan jika Amerika Serikat (AS) sampai jatuh ke resesi itu akan terjadi pada paruh pertama 2023. Namun pertumbuhan upah dan konsumsi masih tinggi sehingga seharusnya AS akan aman “Perusahaan harus bisa mempertahankan margin mereka, karena itu adalah risiko nyata untuk ekuitas untuk bertahan pada tahun depan,” pungkas Patrick.