redaksiutama.com – Menteri Pertahanan Rusia , Turki dan Suriah mengadakan pertemuan di Moskow, Rusia. Kementerian Pertahanan Rusia menyebut pertemuan ini adalah pembicaraan pertama sejak perang pecah di Suriah tahun 2011.
Dilansir AFP, Kamis (29/12/2022), ini juga merupakan pertemuan pertama antara Menteri Pertahanan Turki dan Suriah sejak dimulainya perang pada 2011.
Rusia dan Turki terlibat di Suriah, dengan Moskow mendukung rezim Damaskus melawan lawan-lawannya. Sementara Ankara mendukung pemberontak.
Pertemuan itu terjadi ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berulang kali mengancam akan melancarkan serangan militer di Suriah utara terhadap kelompok Kurdi.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, Menhan Turki Hulusi Akar dan Menhan Suriah Ali Mahmoud Abbas membahas langkah untuk menyelesaikan krisis di Suriah.
“(Membahas) cara-cara untuk menyelesaikan krisis Suriah, masalah pengungsi, dan upaya bersama untuk memerangi kelompok ekstremis di Suriah”, kata Kementerian Pertahanan Rusia.
” (Kedua belah pihak) mencatat sifat konstruktif dari dialog yang diadakan dalam format ini dan kebutuhan untuk melanjutkannya demi menstabilkan situasi lebih lanjut di Suriah dan kawasan,” katanya.
Kementerian Pertahanan Turki membuat catatan serupa. Turki mengatakan pertemuan itu diadakan dalam ‘suasana yang konstruktif’.
“Pada pertemuan tersebut, krisis Suriah, masalah pengungsi dan upaya bersama untuk memerangi semua organisasi teroris di Suriah dibahas,” kata Kementerian Pertahanan Turki dalam sebuah pernyataan.
Pada hari Sabtu, Menhan Turki Akar mengatakan kepada wartawan bahwa Turki sedang dalam pembicaraan dengan Rusia tentang penggunaan wilayah udara Suriah dalam kemungkinan operasi melawan milisi YPG Kurdi Suriah.
“Kami mengadakan diskusi dengan Rusia tentang pembukaan wilayah udara” di Suriah, katanya.
Menteri luar negeri Turki dan Suriah melakukan pertukaran informal singkat di sela-sela pertemuan puncak regional pada 2021 dan Ankara telah mengakui kontak antara dinas intelijen kedua negara.
Pada November, Erdogan mengatakan kemungkinan pertemuan dengan pemimpin Suriah Bashar al-Assad, setelah memutuskan hubungan diplomatik dengan Damaskus selama konflik 11 tahun.
Pada pertengahan Desember, dia mengindikasikan bahwa dia dapat bertemu dengan Assad setelah Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri kedua negara bertemu.
“Kami ingin mengambil langkah seperti Suriah, Turki, dan Rusia,” katanya saat itu.