Panduan Menggunakan Tampon dengan Benar dan Tidak Sakit

redaksiutama.com – Bagi sebagian perempuan, menggunakan tampon saat haid bisa menimbulkan ketidaknyamanan dan kebocoran dibandingkan menggunakan pembalut biasa.

Hal ini dapat disebabkan karena pemakaian tampon yang mungkin kurang pas atau kurang tepat.

Namun, ketika kita memasukkannya dengan benar, maka tampon bisa menyerap darah haid dan memungkinkan kita menjalani hari tanpa rasa khawatir.

” Tampon adalah pilihan yang bagus untuk kebanyakan orang karena jenis pembalut ini mudah digunakan,” kata ahli kesehatan wanita dari Cleveland Clinic, Sara Youngblood, CNP.

Lebih lanjut, Youngblood pun menjelaskan tentang cara menggunakannya dengan tepat, seperti dilansir dari laman Cleveland Clinic berikut ini.

Panduan menggunakan tampon dengan tepat

Sebelum memakainya, ada beberapa hal penting yang perlu diketahui.

Langkah 1: Pilih tampon yang tepat

Tampon dikategorikan berdasarkan daya serapnya, yang berarti seberapa banyak darah yang dapat diserap.

“Tampon tidak diukur berdasarkan ukuran vagina,” Youngblood menjelaskan.

“Kata-kata yang digunakan untuk menggambarkannya sebenarnya berhubungan dengan seberapa berat haid kita,” ungkap dia.

Jadi, istilah seperti tampon “junior” atau “ringan” adalah untuk aliran darah yang lebih ringan, sedangkan “super” atau “ultra” adalah untuk hari-hari menstruasi yang berat.

Dan kita mungkin perlu menggunakan tingkat daya serap yang berbeda untuk hari-hari yang berbeda dalam siklus haid.

Berikut ini rinciannya:

• Untuk hari-hari aliran ringan, gunakan tampon junior, slim atau ringan. Ini mungkin pilihan terbaik untuk hari pertama haid, jika cenderung mulai perlahan, atau untuk akhir haid, saat aliran kita mulai berkurang.

• Untuk hari-hari aliran normal, gunakan tampon dengan daya serap biasa.

• Untuk hari-hari aliran deras, mungkin perlu mencoba tampon yang dikategorikan sebagai super, super-plus, atau ultra.

“Jika kita memerhatikan bahwa tampon sangat penuh dengan darah dalam waktu singkat, kita mungkin perlu menaikkan daya serap,” kata Youngblood.

“Dan sebaliknya, jika haid tidak terlalu berat dan kita melihat area kosong, putih, dan tidak jenuh pada tampon saat mengeluarkannya, pertimbangkan untuk menurunkan daya serapnya,” ujar dia.

Langkah 2: Cuci tangan

Sebelum memasukkan tampon, pastikan kita mencuci tangan dengan bersih terlebih dulu.

“Kita memasukkan sesuatu ke dalam vagina, jadi kita harus menjaga semuanya sebersih mungkin untuk mencegah bakteri masuk ke dalam vagina,” terang Youngblood.

Langkah 3: Cobalah untuk rileks

Bila kita tidak terbiasa menggunakan tampon, memasukkan tampon mungkin membuat kita gugup.

Ketika gugup, kita akan merasa tegang sehingga membuat kita lebih sulit untuk menyelesaikan pekerjaan.

“Ketika kita tegang dan takut, otot-otot vagina mengerut, sehingga memasukkan tampon menjadi sulit atau tidak nyaman,” jelas Youngblood.

Ambil beberapa napas yang menenangkan sebelum mulai. Saat kita menarik dan menghembuskan napas, biarkan tubuh rileks dan otot-otot terlepas.

Langkah 4: Ambil posisi yang nyaman

Kita dapat memasukkan tampon sambil duduk di toilet.

“Rentangkan kaki lebar-lebar dan pisahkan lutut, hanya sedikit lebih lebar dari pinggul,” demikian Youngblood menginstruksikan seperti kita melakukan squat.

Jika kita baru dalam proses ini dan ingin sedikit lebih banyak ruang, kita dapat meletakkan satu kaki di atas toilet atau bak mandi.

Ini mungkin membantu kita memasukkan tampon dengan lebih baik pada suatu sudut.

Langkah 5: Siapkan pegangan pada tampon

Buka bungkus tampon dan pegang dengan tangan kita yang paling dominan.

Pegang bagian bawah aplikator dengan ibu jari dan jari tengah, sementara kita menggunakan jari telunjuk untuk menutupi ujung plunger (tempat tali keluar).

Ini akan memberi kita daya ungkit yang diperlukan untuk mendorong plunger ke atas ke dalam aplikator, yang mendorong tampon keluar dari aplikator dan masuk ke dalam vagina.

Langkah 6: Identifikasi pembukaan vagina

Apa yang cenderung kita sebut sebagai vagina sebenarnya adalah labia, bibir atau lipatan kulit yang membentuk bagian luar alat kelamin.

Tampon itu sendiri masuk ke dalam vagina dan saluran vagina, yang merupakan terowongan di dalam tubuh kita.

Untuk bersiap-siap memasukkan tampon, gunakan tangan untuk merentangkan labia, yang akan memberi kita akses ke pembukaan vagina.

“Pegang tampon dengan satu tangan dan pisahkan labia dengan tangan yang lain, letakkan ujung aplikator di pintu masuk vagina,” kata Youngblood.

Langkah 7: Masukkan tampon pada suatu sudut

Perlahan dan lembut masukkan aplikator ke dalam vagina sampai pangkal aplikator — di mana ibu jari dan jari tengah memegangnya — mencapai pintu masuk vagina.

Plunger harus masih mencuat keluar dari vagina.

Sekarang, gunakan jari telunjuk yang lain (yang berada di ujung plunger) untuk mendorong plunger ke dalam aplikator. Ini akan memasukkan inti penyerap ke dalam vagina.

Pada titik ini, plunger akan bersarang di dalam aplikator dan hanya tali kapas yang akan dibiarkan menggantung keluar dari vagina.

Meskipun kita mungkin cenderung mengarahkan tampon lurus ke atas atau mengarahkannya ke arah perut, hal itu akan menyebabkan tampon berada dalam posisi yang tidak nyaman.

“Kita bisa mengarahkannya ke arah rektum atau punggung, yang berjalan di sepanjang kurva alami sistem reproduksi wanita,” terang Youngblood.

Langkah 8: Lepaskan aplikator

Ini sangat penting, sebab aplikator tidak tinggal di dalam tubuh kita.

Ini hanya ada untuk membantu kita memasukkan inti penyerap dengan mudah. Setelah core berada di dalam tubuh, saatnya untuk melepaskan aplikator.

“Setelah memasukkan plunger, tarik perlahan aplikator plastik atau karton,” kata Youngblood.

“Biarkan tampon tetap di tempatnya, hanya dengan tali yang menggantung di luar tubuh,” tutur dia.

Namun, jangan menarik talinya, karena itu dapat melonggarkan tampon dan menyebabkan ketidaknyamanan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

error: Content is protected !!