redaksiutama.com – Dokter spesialis anak Annisa Nur Aini menyebutkan pendidikan seks bagi remaja putri penting untuk mengatasi kasus stunting atau kekerdilan.
Edukasi dimaksudkan agar remaja putri memahami proses kehamilan dan pentingnya menjaga nutrisi selama kehamilan.
“Dulu kita tabu membahas pendidikan seks dini, tapi kalau mereka tidak diberitahu mereka tidak akan memiliki persiapan dan mungkin terjadi kehamilan usia dini bahkan komplikasi kehamilan. Itu fungsi edukasi mencegah itu terjadi,” kata drAnnisa Nur Aini, SpA di Jakarta, Rabu.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang dialami anak di bawah dua tahun akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.
Cara pencegahan paling ampuh ialah dengan memberi nutrisi cukup bagi ibu ketika hamil maupun setelah anak telah lahir.
Namun stunting ternyata bisa dicegah dengan memberikan edukasi yang tepat mengenai proses kehamilan kepada anak-anak di bangku sekolah khususnya siswa wanita.
Alasannya agar siswa wanita sejak dini memahami pentingnya menjaga nutrisi untuk tubuh sehingga ketika ia memutuskan berkeluarga dan hamil maka ia mampu memenuhi kebutuhan nutrisi ketika hamil bahkan setelah melahirkan.
Dengan demikian kasus stunting bisa dicegah dan tidak bertambah.
Saat ini di Indonesia, stunting menjadi salah satu masalah kesehatan yang terbilang serius karena angkanya yang terbilang tinggi.
Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi Balita stunting sebesar 24,4 persen pada 2021.
Artinya, hampir seperempat Balita Indonesia mengalami stunting pada tahun lalu.
Pencegahan stunting bisa dilakukan secara mandiri dan rutin oleh Ibu hamil, menyusui, maupun yang tengah merawat anaknya di 1000 hari pertama kehidupan.
Untuk ibu hamil, bisa mencegah stunting dengan cara mengonsumsi makan penuh gizi, memenuhi suplementasi harian dengan tablet tambah darah, serta tentunya menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Sementara untuk ibu menyusui, cara yang sama bisa dilakukan namun bisa ditambah dengan memastikan sang bayi selalu mendapatkan ASI eksklusif.
Lalu pada ibu yang merawat anak di bawah usia dua tahun, hal yang bisa dilakukan adalah terus memastikan gizi buah hati sekaligus rajin mengecek kesehatan berupa pengukuran tinggi dan berat badan ke fasilitas kesehatan terdekat.