Kok Jakarta & Sekitar Beruntun Diguncang Gempa? Ini Sebabnya

redaksiutama.com – Dalam 2 pekan terakhir gempa besar dan susulan, beruntun menghantam wilayah Jawa Barat antara lain Cianjur, disusul Garut, dan terakhir di Sukabumi hari ini, Kamis (8/12). Meski pusat gempa terjadi di Jawa Barat, tapi kawasan sekitar kena efek terasa, seperti Jakarta dan sekitarnya.

Menjadi pertanyaan, apa yang sebenarnya yang terjadi di bawah perut Bumi Jawa Barat?

Jawabannya tentu butuh penelitian lebih lanjut, namun berdasarkan analisis, gempa-gempa tersebut diduga dari beberapa faktor. Geologist-Alumni Fakultas Teknik Geologi Unpad Awang Harun Satyana, pada akhir November 2022 lalu pernah menyampaikan analisisnya.

Ia bilang Jawa Barat, seperti keseluruhan Pulau Jawa memang secara geologi sedang tertekan sebab terdapat lempeng -blok litosfer Bumi, Samudra Hindia yang bergerak ke arah utara dengan kecepatan 7cm/tahun dan menyusup/menunjam/subduksi ke bawah Pulau Jawa.

Menurutnya gerakan lempeng samudra ini meskipun perlahan telah membangun energi tekanan atas Pulau Jawa, menekan seluruh batuannya, dan suatu waktu kompleks batuan yang ditekan itu akan patah, pecah, bergeser dan energinya berubah menjadi energi gempa.

“Sesar-sesar tua yang telah terjadi ketika tertekan juga menggeser batuannya kembali meskipun perlahan sekali (< 1-2 cm/tahun). Geseran itu tidak mulus terjadi sepanjang segmen sesar, di suatu tempat bisa macet tertahan tetapi akhirnya harus tergeser juga sebab tekanan atas pulau terus terjadi, akhirnya pecahlah batuan di tempat itu, itulah pusat gempa di kedalaman,” jelasnya dikutip Kamis (8/12).

Ia bilang para ahli geologi memetakan sesar-sesar tua terutama yang pernah menjadi tempat pusat gempa. Para ahli geodesi mengukur pergeseran di sepanjang sesar itu. Penyelidikan ini penting dalam melakukan mitigasi kegempaan untuk pengurangan bencana masa depan. J

“Jawa Barat akan selalu dilanda gempa karena posisi geologinya, itu sebuah keniscayaan, tetapi pengurangan korban bencana gempa dapat dilakukan dengan melakukan mitigasi yang baik,” jelasnya.

Gempa Cianjur yang Merusak

Awang mengatakan kebanyakan ahli geologi menduga bahwa gempa Cianjur 21 November 2022 ini disebabkan aktivitas Sesar Cimandiri yang merupakan jalur sesar besar yang memanjang hampir 100 km terbagi ke dalam segmen-segmen sesar melintasi wilayah kabupaten-kabupaten Sukabumi, Cianjur, dan Bandung.

Ia menjelaskan segmen-segmen Sesar Cimandiri ini telah sejak dahulu menjadi pusat-pusat gempa dan menyebabkan kerusakan baik di Sukabumi maupun Cianjur.

“Sesar ini secara umum merupakan jalur sesar mendatar yang bergerak geseran kiri (sinistral). Begitu pun sifat sesar penyebab gempa Cianjur kemarin. Jadi tidak heran para ahli menduga gempa kemarin berhubungan dengan Sesar Cimandiri,” jelasnya.

Namun, ia mengungkapkan analisis data lebih lanjut menunjukkan bahwa pusat gempa Cianjur 21 November 2022 bukan berasal dari zona Sesar Cimandiri sebab lokasi pusat gempanya masih keluar 10 km dari sisi terluar zona Sesar Cimandiri.

Menurutnya Pusat gempa Cianjur kemarin berada di area lereng tenggara Gunung Gede dan dari peta geologi yang ada (peta geologi Lembar Cianjur -yang selesai dipetakan pada tahun 1972 oleh Direktorat Geologi dengan geolog utamanya bernama Sudjatmiko) tidak ada sesar terpetakan, tetapi hanya endapan muda gunungapi muda berupa lapukan lahar (breksi volkanik), lava, dan tuf (abu volkanik).

“Ada dua kemungkinan sesar penyebab gempa Cianjur itu: (1) sesar tua seumur Sesar Cimandiri (sekitar 20 juta tahun) yang tak terpetakan sebab tertutup endapan gunungapi muda (< 1 juta tahun) dan bergerak kembali mematahkan batuan membangkitkan gempa, atau (2) sesar yang baru terbentuk kemarin oleh proses geologi yang menekan wilayah Jawa Barat dan menyebabkan patahan batuan lalu gempa. Penyelidikan geofisika di wilayah pusat gempa kemarin dapat mengetahui lebih lanjut dua kemungkinan ini,” katanya.

error: Content is protected !!