Kisahkan Tragedi Alam, Arupa Kata Rilis Album Digital Sedetik Senyawa

redaksiutama.com – Arupa Kata merilis album Sedetik Senyawa yang akan disebarkan lewat platform digital melalui publishing INSIDE, Jumat (9/12/2022)

Arupa Kata merupakan perkumpulan tim audio visual yang berdiri di tahun 2009 dan telah banyak mengerjakan project visual seperti dokumenter hingga iklan televisi atau television commercial (TVC)

Saat ini Arupa Kata melebarkan sayapnya dan mulai fokus pada produksi musik yang beraliran folk, kontemporer, dan musikal puisi .

Karya-karya musik Arupa Kata ini seluruhnya ditulis oleh Didit Wibi.

“Kami, Arupa Kata , mengeluarkan karya-karya ini karena panggilan alam, yang saat ini alam semesta terus membenahi ruang-ruangnya, dan bencana alam terus terjadi melanda kehidupan dunia yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa. Semoga pesan-pesan dalam karya Arupa Kata bisa dimengerti, dapat diterima oleh masyaraka,” ujar Didit Wibi yang juga menjadi motor Arupa Kata , Minggu, 11 Desember 2022.

Penggarapan album Sedetik Nyawa dimulai pada Juli 2022 dan digarap secara indie oleh Arupa Kata . Album ini berisikan delapan lagu yang dikemas dalam syair-syair sastra kehidupan dan dibalut dengan musik akustik folk kontemporer.

Semua karya lagu di album ini mengandung renungan kehidupan yang penuh dengan pesan filsafat seperti tercermin pada lirik-lirik lagu Jelebu Durjana, Sedetik Senyawa, Fatamorgana, Delusi, Kuasa Tirta, Tenggelam Dalam Diam, Bertahan Untuk Bahagia, dan Nestapa.

Di setiap lagunya, album Arupa Kata membawa pesan mendalam, seperti lagu Jelebu Durjana yang artinya kekejian gas dan asap’ akibat perbuatan segelintir manusia.

“Lagu Jelebu Durjana ini renungan untuk mengenang korban asap dan gas air mata yang terjadi di negeri ini, seperti bencana kebakaran gambut, tragedi kecelakan di Tol Trans Jawa dan Tragedi Kanjuruhan yang telah memakan banyak korban jiwa,” ungkap Didit Wibi.

“Satu lagi cerita tentang lagu Tenggelam Dalam Diam dan Bertahan Untuk Bahagia. Lagu ini menceritakan kehidupan masyarakat muara di pesisir pantai, terutama di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong yang sudah menjadi langanan banjir rob akibat bencana abrasi juga banjir luapan air sungai Citarum.”

“Mereka tidak bisa hidup tenang karena terus terbayang terjangan air yang akan mengenangi pemukiman mereka. Dalam hal ini mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak adanya relokasi pemukiman ataupun penyelesaian lainnya, mereka hanya bisa bertahan dengan caranya mereka sendiri untuk terus melanjutkan kehidupan di genangan bencana air tersebut,” tuturnya.

Untuk memproduksi album ini Arupa Kata melibatkan tiga studio musik dengan dukungan sound enginer, Alex Watimena, Galuh Pradita, serta melibatkan alumni Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Datu Nadewa dan Nikma Harahap.

Sementara untuk desain cover artworks, Arupa Kata menggandeng seorang art director profesional asal Flores, Jetho, dan beberapa tim kreatif lain di dalamnya.

“Semoga Album “Sedetik Nyawa” dapat menjadi sebuah renungan untuk kita semua serta menjadi pembelajaran bersama untuk lebih mencintai dan merawat lingkungan dunia kita agar menjadikannya kebaikan bagi semesta. Selamat menikmati karya-karya Arupa Kata di kanal YouTube Arupa kata dan platform digital lainnya,” pungkas Didit Wibi.

Selain sebagai musisi, Didit Wibi juga dikenal sebagai seorang sutradara dan kini diafokus pada proyek Album Sedetik Senyawa dari Arupa Kata .

Kasus Narkoba Jadi Pelajaran, Nia Ramadhani Kisahkan Perjalanan Hidup dalam Novel ‘Cerita Ade’

Privacy Policy

We do not collect identifiable data about you if you are viewing from the EU countries.For more information about our privacy policy, click here

error: Content is protected !!