redaksiutama.com – – Putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, dan Erina Gudono menjalani prosesi ngunduh mantu dan tasyakuran atau resepsi pernikahan, pada hari ini Minggu (11/12/2022).
Prosesi ngunduh mantu berlangsung di Loji Gandrung, sementara acara resepsi Kaesang-Erina digelar di Pendopo Ageng Pura Mangkunegaran .
Tidak banyak yang tahu, Pendopo Ageng Pura Mangkunegaran adalah pendopo keraton terbesar di Indonesia. Bangunan yang sarat akan sejarah dan budaya itu memiliki sejumlah daya tarik.
Fakta Pendopo Ageng Pura Mangkunegaran
Pendopo Ageng merupakan salah satu bangunan dalam kompleks Pura Mangkunegaran. Mengutip dari laman Puro Mangkunegaran, selain pendopo ada bangunan lain di dalam kompleks yakni, pamedan, pringgitan, ndalem, dan keputren.
Pendopo Ageng berada di halaman Pura Mangkunegaran. Berikut sejumlah fakta Pendopo Ageng seperti dihimpun Kompas.com.
1. Pendopo keraton terbesar di Indonesia
Mengutip dari laman Puro Mangkunegaran, Pendopo Ageng Pura Mangkunegaran merupakan pendopo keraton terbesar di Indonesia.
Bangunan berbentuk joglo ini berukuran sekitar 3.500 meter persegi.
2. Menampung hingga 10.000 orang
Dengan luas 3.500 meter persegi, Pendopo Ageng Pura Mangkunegaran mampu menampung hingga 10.000 orang.
3. Memiliki 108 tiang
Mengutip dari Tribun News Wiki, Senin (19/8/2019), Pendopo Ageng memiliki 108 tiang. Angka 108 sendiri, terdiri atas angka 1, 0, dan 8.
Apabila dijumlahkan, ketiga angka tersebut menghasilkan angka sembilan. Pemandu wisata Pura Mangkunegaran Falentina Evi Febriani menjelaskan, angka sembilan merupakan angka terbesar bagi orang Jawa.
Selain itu, sembilan juga melambangkan jumlah lubang pada tubuh manusia, dimana semuanya harus dijaga.
4. Tiang utama dari satu pohon
Pendopo Ageng Pura Mangkunegaran memiliki empat soko guru, atau tiang utama, yang berada tepat di tengah bangunan.
Uniknya, keempat tiang utama ini terbuat dari satu pohon yang diambil dari hutan Donoloyo di Wonogiri, Jawa Tengah.
Empat tiang utama melambangkan unsur yang mendukung kehidupan manusia, yaitu tanah, air, api, dan udara.
5. Bangunan tanpa paku
Fakta menarik lainnya adalah bangunan Pendopo Ageng Pura Mangkunegara didirikan tanpa menggunakan paku, seperti dikutip dari laman Puro Mangkunegaran.
6. Arti warna kuning dan hijau bangunan pendopo
Pendopo Ageng Pura Mangkunegaran didominasi warna kuning dan hijau. Bukan sembarang warna, kuning dan hijau adalah warna pari anom yang merupakan warna khas keluarga Mangkunegaran.
Pada bagian langit-langit pendopo terbentang Batik Kumudowati. Kain batik ini terbagi enjadi delapan kotak, di mana bagian tengahnya memiliki warna dan arti yang berbeda.
Warna kuning berarti mencegah rasa kantuk, biru mencegah musibah, hitam mencegah rasa lapar, dan hijau mencegah frustasi.
Selanjutnya, warna putih mencegah nafsu, oranye mencegah perasaan takut, merah mencegah kejahatan, dan ungu mencegah pikiran jahat.
7. Ada gamelan berusia lebih dari 100 tahun
Terdapat tiga buah gamelan di Pendopo Ageng Pura Mangkunegaran. Ketiga gamelan tersebut meliputi Kyai Seton, Lipur Sari, dan Kyai Kenyut Mesem.
Salah satu gamelan, yakni Kyai Seton telah berusia 100 tahun lebih. Ketiga gamelan ditabuh pada waktu tertentu seperti upacara adat, menyambut tamu, dan latihan tari.
8.Lantai dari marmer Italia
Mengutip dari Tribun News Wiki, Senin (19/8/2019), lantai Pendopo Ageng Pura Mangkunegaran terbuat dari marmer yang berasal dari Italia.
Sementara itu, lampu gantung yang menghiasi atap pendopo berasal dari Belanda.
9.Pernah terdampak banjir
Pendopo Ageng Pura Mangkunegaran pernah terdampak banjir Bengawan Solo selama satu minggu pada 1866.
Akibatnya, lantai marmer yang sebelumnya berwarna putih menjadi agak kecoklatan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.