redaksiutama.com – Seorang staf Starbucks mendapatkan sanksi akibat aksi berbau rasisme terhadap salah satu pelanggannya.
Pekerja yang tidak disebut namanya itu menuliskan kata “monyet” di gelas pembelinya, bukan nama yang sebenarnya.
Monique Pugh, perempuan keturunan Afrika yang berasal dari Maryland, menjadi korban perilaku tersebut saat memesan Venti Frappuccino di salah satu gerai merek kopi itu di Annapolis.
“Wanita di kasir menanyakan nama saya dan saya memberi tahu dia, dan hanya itu,” katanya.
Selain secara lisan, ia membayar pesanannya dengan aplikasi Starbucks yang juga menyertakan nama lengkapnya.
Pugh menunggu cukup lama karena namanya tak juga dipanggil, menandakan pesanannya sudah siap.
Namun, setelah pesanannya tersedia, ia malah merasakan kekecewaan yang lebih parah.
“Saya bisa melihat dari kejauhan, seorang barista mengambil minuman (saya) dan dia melihatnya dengan aneh, mengatakan ‘venti Caramel Frap‘ dan mundur.”
Ia lantas mengambil pesanan tersebut dan tertegun mendapati kata “monkey” alias monyet tertulis di cangkirnya.
“Mengapa saya satu-satunya orang keturunan Afrika di toko dan ‘monyet’ tertulis di cangkir saya?” ujarnya.
Pugh mengatakan, barista laki-laki itu hanya mengangkat bahu dan mengatakan kepadanya bahwa itu adalah kesalahan.
Sikap dan tanggapannya itu membuatnya marah sekaligus malu, juga perhatian dari pelanggan lain di gerai tersebut.
Tak hanya itu, minuman yang datang juga tidak sesuai dengan pesanannya sehigga ia harus meminta barista tersebut memperbaikinya, yang direspons dengan sikap agresif dan argumentatif.
Barista tersebut akhirnya mengembalikan uangnya, tetapi tidak minta maaf atas kesalahan order ataupun nama pelanggannya.
Impeccable Brands, perusahaan yang memiliki franchise Starbucks tersebut, menyatakan telah mengambil tindakan tegas pada stafnya dengan memberikan skors.
“Sementara kami telah menyelidiki insiden tersebut dan percaya bahwa karyawan kami secara keliru memberi label pada cangkir Anda dengan cara ini, terlepas dari itu, saya memahami rasa sakit dan frustrasi yang Anda alami,” kata Amit Sehgal, perwakilan merek tersebut.
“Kami bisa berbuat lebih baik. Sebagai langkah segera, saya telah mengambil tindakan dengan karyawan tersebut dan telah menangani perilaku mereka secara langsung.”
Ia mengatakan, kata “monyet” tidak akan diizinkan untuk dicetak pada nota pesanan Starbucks dan karyawan akan dikenakan pelatihan tambahan.
“Meskipun saya tahu tidak satu pun dari ini akan dapat menghilangkan rasa sakit yang mungkin Anda rasakan hari itu dan hari-hari berikutnya, saya harap tindakan kami menunjukkan bahwa kami menangani ini dengan sangat serius dan menghargai apa yang telah Anda bagikan,” ujarnya.
Pugh mengatakan, pihak Strabucks berusaha meminta maaf dengan kompensasi berupa minuman dan sandwich gratis.
“Saya menolaknya … karena tawaran itu terasa tidak sopan,” katanya.
“Ini bukan keluhan kecil, bukan karena kopi saya dingin atau saya melewatkan croissant saya,” tegasnya.