“Terdapat 3 orang yang merupakan nelayan mengalami mati mesin pada saat hendak mancing di wilayah perairan Natuna pada koordinat 3°53’55.59″ N 108°25’54.20″ E dengan jarak 2,4 Mil laut dari Pelabuhan Penagi, Ranai, Natuna,” kata Kepala Basarnas (Kakansar) Natuna, Mexianus Bekabel, dalam keterangan pers.
Mexianus menjelaskan pihaknya mendapat informasi terkait kecelakaan kapal nelayan tersebut dari salah seorang warga setempat. “Bahwa tiga orang nelayan menggunakan pompong/perahu motor dengan tujuan mencari ikan di sekitaran perairan Natuna, mengalami mati mesin pada pukul 17.30 WIB,” jelas Kakansar.
Berdasarkan laporan tersebut, Basarnas Natuna segera memberangkatkan tim SAR ke lokasi menggunakan perahu RIB untuk dilakukan evakuasi terhadap para nelayan tersebut.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Tim Rescue Kantor SAR Natuna berangkat menuju pelabuhan Penagi menggunakan Rescue Car D-MAX dengan jarak tempuh 7 km dengan estimasi waktu tempuh 15 menit, dan dilanjutkan dengan RIB 03 ke lokasi titik koordinat,” ungkap Kakansar.
Pompong berkapasitas 3 GT dengan 3 nelayan bernama Bahari (L), Budi (L) dan Teguh (L) asal Desa Tapau, Kecamatan Bunguran Tengah, Natuna, berhasil ditemukan oleh tim SAR dan di evakuasi menuju pelabuhan Pering, Bunguran Timur, Ranai, Natuna.
“Kami tadi mengalami patah ring mesin, rencana mau mancing, pulang besok pagi,” kata Bahari, 32, saat tiba di pelabuhan Pering, Senin dini hari, 11 Juli 2022.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Basarnas telah membantu mereka hingga selamat dari kecelakaan tersebut.
“Sebelum kami menghubungi Basarnas saya telah coba menghubungi rekan nelayan, karena air surut mereka tidak bisa berangkat,” beber Bahari.
Sementara Kepala Seksi Operasi Basarnas Natuna, Budiman, mengingatkan para nelayan untuk waspada sebelum melaut.
“Diharapkan kepada nelayan lebih mempersiapkan diri sebelum melaut, cuaca yang tidak menentu saat ini, jangan lupa menyiapkan alat keselamatan dan alat komunikasi,” ungkap Budiman.
(DEN)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.