redaksiutama.com – Gangguan ginjal akut misterius pada anak kini menjadi perhatian. Hal tersebut kemudian membuat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengambil langkah antisipatif dengan melarang penggunaan dua bahan berbahaya yang diduga kuat menjadi pemicu.
Keduanya adalah dietilen glikol dan etilen glikol. “Untuk memberikan perlindungan terhadap masyarakat, BPOM telah menetapkan persyaratan pada saat registrasi bahwa semua produk obat sirup untuk anak maupun dewasa tidak diperbolehkan menggunakan dietilen glikol dan etilen glikol,” ujar BPOM.
Lantas apa itu dietilen glikol DEG dan etilen glikol EG. Dietilen glikol biasa disebut DEG sedangkan etilen glikol disebut EG.
BPOM menjelaskan, DEG dan EG merupakan kandungan dalam obat sirup yang biasa dipakai di Gambia. Perlu diketahui gagal ginjal akut pertama pada anak ditemukan di negara ini.
Obat sirup yang diduga menjadi pemicu gagal ginjal akut itu diproduksi oleh Maiden Pharmaceutical India. Namun sejauh ini, empat obat batuk sirup dengan kandungan DEG dan EG yang beredar di Gambia itu, tak terdaftar di Indonesia.
“Hingga saat ini produk dari produsen Maiden Pharmaceutical India, tidak ada yang terdaftar di BPOM,” jelas BPOM.
Secara rinci, mengutip situs Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), etilen glikol sendiri adalah senyawa industri yang berguna yang ditemukan di banyak produk konsumen. Terutama sebagai senyawa organik yang digunakan sebagai bahan mentah dalam pembuatan fiber poliester, indutri fabrik, serta polietilena tereftalat (PET) pada botol plastik.
PET digunakan untuk membuat wadah minuman untuk soda, air dan jus, dan serat poliester untuk pakaian, pelapis, karpet, dan bantal. Etilen glikol memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai aplikasi industri lainnya, termasuk pembuatan fiberglass digunakan untuk membuat produk seperti jet ski, bak mandi dan bola bowling serta tinta untuk pulpen dan tinta lainnya.
Etilen glikol membantu meningkatkan viskositas tinta dan membuatnya lebih kecil kemungkinannya untuk menguap. Zat ini juga digunakan sebagai cairan transfer panas seperti pendingin industri untuk kompresor gas, pemanas, ventilasi, dan sistem pendingin udara dan arena seluncur es.
Etilen glikol memberikan sifat pendingin industri yang membantunya mengalir melalui sistem pendingin sambil menahan suhu panas atau dingin yang ekstrem. Sudah lama senyawa ini dipakai untuk bahan campuran pendingin mesin, karena titik bekunya sangat rendah dan titik didihnya lebih tinggi daripada air.
Senyawa ini tak berwarna dan tak berbau. Namun, etilena glikol, cukup beracun untuk manusia.
Bahaya utama terletak pada rasa senyawa ini yang manis. Karena itu, anak-anak dan hewan sering tak sengaja mengonsumsinya melebihi dosis maksimal yang diperbolehkan.
Ketika terhirup, etilena glikol teroksidasi menjadi asam glikolat dan kemudian menjadi asam oksalat, yang bersifat racun. Etilena glikol dan produk sampingnya yang beracun akan menyerang sistem saraf pusat, jantung dan ginjal serta dapat bersifat fatal jika tidak segera ditangani. Menelan dalam dosis yang banyak dapat menyebabkan kematian.
Toksisitas etilen glikol sistemik dapat terjadi melalui konsumsi yang dapat menyebabkan penyakit serius. Gejala pertama menelan etilen glikol mirip dengan perasaan yang disebabkan oleh minum alkohol (etanol). Gejala lain mungkin termasuk mual, muntah, kejang, pingsan atau tidak sadarkan diri.
Menghirup uap etilen glikol dapat mengiritasi mata dan paru-paru tetapi tidak mungkin menyebabkan toksisitas sistemik. Etilen glikol tidak menyerap dengan baik melalui kulit sehingga toksisitas sistemik tidak mungkin terjadi.