Jepang, Australia akan keluarkan deklarasi baru kerja sama keamanan

redaksiutama.com – Para pemimpin Jepang dan Australia berencana untuk mengeluarkan deklarasi baru tentang kerja sama keamanan kedua negara, kata sejumlah sumber pada Minggu (16/10).

Pengumuman baru kerja sama keamanan itu dilakukan di tengah meningkatnya kekuatan militer dan ketegasan maritim China di kawasan Indo-Pasifik.

Deklarasi yang menyoroti pentingnya kawasan “Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka” kemungkinan akan diumumkan oleh Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan mitranya PM Australia Anthony Albanese.

Kishida dan Albanese dijadwalkan untuk mengadakan pembicaraan pada Sabtu di Perth, menurut sumber tersebut.

Deklarasi itu akan menjadi perubahan dari dokumen lama yang ditandatangani pada 2007 oleh Perdana Menteri Shinzo Abe dan Perdana Menteri Australia John Howard yang mengakui “kepentingan strategis bersama dan manfaat keamanan yang diwujudkan dalam hubungan aliansi masing-masing negara dengan Amerika Serikat.”

Kedua pemimpin juga berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama bilateral dan trilateral. Walaupun deklarasi lama tersebut membahas soal pengembangan nuklir dan rudal Korea Utara, tidak ada referensi implisit mengenai China.

Selama pertemuan pertama mereka pada Mei, Kishida dan Albanese sepakat untuk melanjutkan koordinasi mengenai deklarasi bersama baru tentang kerja sama keamanan, dengan pertimbangan bahwa pengaruh China di kawasan Indo-Pasifik telah meningkat secara signifikan selama 15 tahun.

Selain klaim teritorialnya yang agresif di perairan regional, China telah memberikan pengaruh atas negara-negara kepulauan Pasifik di dekat Australia.

Langkah China itu menimbulkan kekhawatiran, khususnya melalui penandatanganan pakta keamanan dengan Kepulauan Solomon pada awal tahun ini.

Jepang menganggap Australia sebagai semi-sekutu dan kedua negara adalah bagian dari Quad, yakni kerangka keamanan empat arah yang juga mencakup India dan Amerika Serikat.

Pada pertemuan Kishida-Albanese yang akan datang, kerja sama energi juga akan menjadi agenda utama.

Jepang bergantung pada Australia untuk lebih dari sepertiga impor gas alam cairnya, tetapi rantai pasokan global telah terganggu setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Kishida telah merencanakan untuk mengunjungi Australia pada Januari 2022, namun perjalanan itu dibatalkan karena peningkatan tajam kasus COVID-19 di Jepang pada saat itu.

Kunjungan Kishida pekan ini akan menjadi kunjungan pertama perdana menteri Jepang ke Australia sejak 2018.

Sementara PM Albanese telah mengunjungi Jepang pada Mei untuk konferensi tingkat tinggi (KTT) Quad.

Pada akhir September, Albanese juga melakukan perjalanan ke Tokyo untuk menghadiri pemakaman kenegaraan Shinzo Abe, yang ditembak mati saat pidato kampanye pemilihan pada Juli.

Sumber: OANA-Kyodo

error: Content is protected !!