redaksiutama.com – Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung hampir delapan bulan. Badan anak-anak PBB atau UNICEF menyatakan, invasi Rusia ke Ukraina dan kejatuhan ekonomi yang diakibatkannya telah menjerumuskan empat juta anak ke dalam kemiskinan di seluruh Eropa timur dan Asia Tengah.
“Anak-anak menanggung beban terberat dari krisis ekonomi yang disebabkan oleh perang di Ukraina ,” kata UNICEF, seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (17/10/2022).
“Konflik dan meningkatnya inflasi telah mendorong tambahan empat juta anak di seluruh Eropa timur dan Asia Tengah ke dalam kemiskinan, peningkatan 19 persen sejak 2021”, imbuh UNICEF.
UNICEF menyampaikan kesimpulannya tersebut dari studi data dari 22 negara.
Anak-anak Rusia dan Ukraina paling terpengaruh sejak serangan Moskow terhadap tetangganya itu pada Februari lalu.
“Rusia menyumbang hampir tiga perempat dari total peningkatan jumlah anak yang hidup dalam kemiskinan akibat perang Ukraina dan krisis biaya hidup di seluruh wilayah, dengan tambahan 2,8 juta anak sekarang tinggal dalam rumah tangga di bawah garis kemiskinan,” kata UNICEF.
Pukulan terhadap ekonomi Rusia dari sanksi-sanksi Barat dikombinasikan dengan populasinya yang besar, telah menghasilkan efek yang sangat besar.
” Ukraina adalah rumah bagi setengah juta tambahan anak yang hidup dalam kemiskinan, bagian terbesar kedua,” ujar UNICEF.
Rumania mengikuti kemudian, dengan tambahan 110.000 anak dalam kemiskinan.
“Anak-anak di seluruh wilayah sedang tersapu oleh perang yang mengerikan ini,” kata direktur regional UNICEF untuk Eropa dan Asia Tengah, Afshan Khan.
“Jika kita tidak mendukung anak-anak dan keluarga ini sekarang, peningkatan tajam dalam kemiskinan anak hampir pasti akan mengakibatkan hilangnya nyawa, kehilangan pembelajaran, dan kehilangan masa depan,” ujarnya.
UNICEF menjelaskan, semakin miskin sebuah keluarga, semakin besar proporsi pendapatan yang harus dikeluarkan untuk makanan dan bahan bakar, menyisakan lebih sedikit untuk perawatan kesehatan dan pendidikan anak-anak.
Mereka juga “lebih berisiko mengalami kekerasan, eksploitasi dan pelecehan”.
Ini bisa berarti tambahan 4.500 anak meninggal sebelum ulang tahun pertama mereka, dan tambahan 117.000 anak putus sekolah pada tahun ini saja, kata UNICEF.