redaksiutama.com – Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) mengklaim program Pasar Bebas Plastik mampu mengurangi pemakaian kantong belanja plastik di banyak pasar tradisional di Indonesia sebanyak 20 sampai 30 persen.
Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik Tiza Mafira mengatakan pihaknya memberikan pelatihan kepada vendor-vendor pasar tradisional supaya mereka bisa melakukan pelayanan dengan tidak langsung memberikan plastik kepada pembeli, tetapi menawarkan alternatif guna ulang atau kantong belanja ramah lingkungan.
“Training vendor bisa mengurangi 20 sampai 30 persen (kantong belanja plastik) di pasar tradisional,” ujarnya dalam sebuah diskusi yang digelar di Work Coffee Jakarta, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat.
Program Pasar Bebas Plastik secara spesifik menyasar pasar tradisional atau pasar rakyat. Berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh GIDKP, pasar rakyat merupakan salah satu sumber penghasil sampah plastik terbesar di Indonesia.
Sebanyak 416 juta lembar kantong plastik dalam satu tahun dihasilkan oleh pasar rakyat atau sekitar 45 persen dari keseluruhan sumber kantong plastik (selain dari pusat perbelanjaan, toko modern, dan restoran).
Program Pasar Bebas Plastik itu didukung oleh proyek ‘Rethinking Plastics – Circular Economy Solution to Marine Litter‘ dari Uni Eropa dan Pemerintah Republik Federal Jerman, serta diimplementasikan oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ) di Indonesia.
Tiza mengatakan program itu telah diterapkan selama tiga tahun pada enam kota di Indonesia, yakni Jakarta, Bogor, Bandung, Surabaya, dan Bali. Setiap kota ada sekitar satu sampai dua pasar yang menerapkan program tersebut.
Meski telah berhasil mengurangi pemakaian kantong belanja plastik sebanyak 20 sampai 30 persen, namun Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik masih terus berupaya menekan penggunaan plastik di pasar tradisional melalui guna ulang tas belanja.
Tiza menuturkan pihaknya sedang melakukan uji coba guna ulang di Pasar Tebet Barat, Jakarta Selatan. Terdapat satu kios yang menyediakan tempat penitipan guna ulang untuk konsumen yang lupa membawa tas belanja saat ke pasar tradisional tersebut.
“Mereka bisa bawa tas itu pulang ke rumah dan dikembalikan nanti saat mereka ke pasar lagi,” terangnya.