redaksiutama.com – Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS) kembali menghijau di sesi awal perdagangan Jumat (14/10/2022). Penguatan hari ini memperpanjang tren positif bursa Wall Street yang sudah berada di zona hijau sejak kemarin.
Pada awal perdagangan, indeks Dow Jones menguat 266,86 poin atau 0,89% ke posisi 30.305,58. Indeks S&P 500 naik 27,41 poin atau 0,75% ke 3.697,32. Nasdaq juga menanjak 84,42 poin atau 0,79% ke 10.733,57.
Indeks Dow Jones dan S&P 500 ambruk pada perdagangan Rabu pekan lalu hingga Selasa pekan ini atau enam hari beruntun. Sementara itu, Dow Jones sempat menguat pada Selasa pekan ini.
Pada perdagangan Kamis (13/10/2022), indeks Dow Jones melonjak 2,83% setelah sempat ambles 500 poin di awal perdagangan. Indeks S&P mengakhiri perdagangan di posisi 3.669,91. Indeks menguat 92,88 poin atau 2,6% setelah sempat ambruk 2,4% lebih pada awal perdagangan.Indeks Nasdaq melesat 232,05 poin atau 2,23% ke posisi 10.649,15 padahal sempat anjlok hampir 3% pada awal perdagangan.
Wall Street ambruk pada awal perdagangan Kamis setelah Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengumumkan data inflasi September. Namun, bursa berbalik arah secara frontal dua jam setelah perdagangan bursa dibuka.
Inflasi AS mencapai ke 8,2% secara tahunan (year on year/yoy) pada September. Laju inflasi memang lebih rendah dibandingkan pada Agustus yang tercatat 8,3% (yoy) tetapi masih di atas ekspektasi pasar yakni 8,1% (yoy).
Data inflasi membuat pelaku pasar menghapus harapan mereka jika bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan melonggarkan kebijakan moneter dalam waktu dekat.
The Fed akan menggelar rapat pada 1-2 November mendatang. Selain inflasi, data lain yang akan dipertimbangkan The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga adalah penjualan ritel.
Penjualan ritel AS naik 8,2% (yoy) pada September, melandai dibandingkan Agustus yang tercatat 9,4% (yoy). Secara bulanan, penjualan ritel stagnan dari tumbuh 0,4% pada Agustus.
Penjualan kendaraan bermotor dan bagiannya turun 0,4% pada September, dibandingkan tumbuh 2,8% pada Agustus. Penjualan bensin di SPBU turun 1,4% pada Agustus, dari koreksi 5,2% pada Agustus.
Kendati menguat, Ross Mayfield, analis dari Baird mengingatkan Wall Street masih rawan melemah.
“Inflasi sepertinya tidak akan mengubah kebijakan The Fed jangka pendek. Pembalikan arah Wall Street menjadi hal yang melegakan bagi investor tetapi pasar masih membutuhkan kejelasan yang lebih mengenai kebijakan The Fed ke depan,” kata Mayfield.
TIM RISET CNBC INDONESIA